Membaca kalimat Tauhid merupakan anjuran dari Rasulullah SAW bagi seluruh umat muslim. Salah satu manfaatnya akan dimudahkan rejekinya oleh ...
Membaca kalimat Tauhid merupakan anjuran dari Rasulullah SAW bagi seluruh umat muslim. Salah satu manfaatnya akan dimudahkan rejekinya oleh Allah serta akan semakin mendekatkan diri kepada pencipta alam semesta.
Para ulama, kiai, ustadz, guru ngaji dan termasuk dalam kitab-kitab dan buku-buku tentang Islam disebutkan betapa banyak manfaat dari membaca kalimat Tauhid. Salah satunya, dalam hadist disebutkan bahwa orang yang membaca kalimat Tauhid, rezekinya akan dimudahkan oleh Alla SWT.
Umat Islam yang sering membaca kalimat tauhid, akan dijahui dari kesusahaan. Sebab, isi dari kalimat tauhid, La Ilaha Illalah, tiada Tuhan selain Allah, adalah meng Esa kan Allah. Tuhan semesta Alam, penguasa langit dan bumi.
Dalam hadist lain disebutkan, diantara keutamaan membaca kalimat Tauhid adalah dapat melindungi pembacanya dari sembilan puluh sembilan pintu musibah. Dikutip dari hadist yang diriwayatkan oleh Imam Ibnu 'Asaakir dari Imam Ibnu Abbas, bahwa "Sesungguhnya bacaan kalimat tauhid akan menjaga atau melindungi para pembacanya dari sembilan puluh sembilan macam pintu musibah, dan musibah yang paling rendah adalah mengalami keresahan,".
Dengan begitu, sungguh sangat mulya orang yang selalu membaca kalimat Tauhid, tentu disertai dengan penghayatan hakiki terhadap kandungan dari kalimat Tauhid. Jika tidak menghayati kandunganya, apalah artinya, membaca kalimat Tauhid. Allah SWT tidak melihat terhadap jasad seseorang, akan tetapi hati seseorang yang akan selalu terpantau oleh yang Maha kuasa.
Dari itu, orang yang membaca kalimat Tauhid tidak akan selamanya jauh dari kesusahan atau keresahan. Bahkan sering membaca kalimat tauhid akan mendatangkan kesusahan. Kesusahan dan paling kecil keresahan datang bilamana dzikir yang dilakukan hanya sekedar dimulut saja, sedangkan pikiran dan hati tidak menyatu dengan kalimat Tahid tersebut.
Saat membaca kalimat Tauhid, hatinya sedang pergi jauh. Pikirannya tidak berusaha menerjemahkan kalimat tersebut dalam kehidupan nyata. Tidak benar-benar meng esakan Allah. Dalam artian, hanya dimulut berdzikir tapi hati dan pikirannya kosong dan bahkan jauh dari kalimat tauhid.
Banyak orang seakan-akan khusuk atau konsentrasi membaca kalimat Tauhid, padahal ketika diselidiki, ia sedang menguap atau mengantuk. Ya Allah, bagaimana perasaan kita membaca kalimat yang agung sambil ngantuk? Padahal, kita sedang bersama dengan pencipta yang Maha Kaya.
Kita bisa mengambil contoh sederhana, ketika seseorang sedang jalan-jalan atau sedang duduk dengan seorang kekasih atau pacar. Namun, ditengah asyik-asyiknya berbagi dengan pacar, tau-tau kita menguap dan menampakkan seakan tidak semangat. Bagaimana perasaan pacar kita? Apakah ia tidak akan sakit hati atau tersinggung dengan sikap kita?
Jika sang pacar atau sesama makhluk Tuhan dengan tindakan seperti itu sudah membuat tersinggung, apalagi Allah SWT, pencipta segalanya? Tiada Tuhan selain Allah. Sungguh berdzikir yang tidak sungguh atau main-main adalah tindakan sia-sia. Jangan berharap akan memperoleh ketenangan batin dengan membaca kalimat Tauhid selama cara membacanya hanya main-main atau dengan hati kosong.
Hati dan pikiran yang kosong dalam membaca kalimat Tauhid, telah membuat ketersinggungan kepada hadirat Allah. Ia seakan pura-pura hanya meng-Esa-kan Allah. Ia seakan tidak benar-benar mengagungkan kekuasaan Allah. Ia seakan-akan tidak sunggung-sungguh ingin mengabdi dam Memasrahkan diri kepada Allah karena hati dan pikirannya jauh dari sang pencipta.
Bagaimana kita akan mememperoleh ketenangan batin dan diajahui dari keresahan, sementara kita beribadah seakan berpura-pura. Bagaimana mungkin sang pemilik Alam akan menjauhkan seseorang dari musibah atau paling rendah keresahan, sementara kita berdzikir dengan hati hampa dan seakan hanya main-main. Jiwa dan raga tidak benar-benar untuk Allah, masih ingat dengan hal ini dan itu.
Jangan berharap ketenangan batin dan jauh keresahan dan kegelisahan selama kita tidak benar-benar 'menyatu' dengan Allah SWT. Banyak umat muslim membaca kalimat Tauhid tapi malah semakin jauh dari-Nya. Allah SWT Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Tapi, jangan pernah kita mempermainkan sang pemilik alam dan seisinya. Subhanallah...!
Para ulama, kiai, ustadz, guru ngaji dan termasuk dalam kitab-kitab dan buku-buku tentang Islam disebutkan betapa banyak manfaat dari membaca kalimat Tauhid. Salah satunya, dalam hadist disebutkan bahwa orang yang membaca kalimat Tauhid, rezekinya akan dimudahkan oleh Alla SWT.
Umat Islam yang sering membaca kalimat tauhid, akan dijahui dari kesusahaan. Sebab, isi dari kalimat tauhid, La Ilaha Illalah, tiada Tuhan selain Allah, adalah meng Esa kan Allah. Tuhan semesta Alam, penguasa langit dan bumi.
Dalam hadist lain disebutkan, diantara keutamaan membaca kalimat Tauhid adalah dapat melindungi pembacanya dari sembilan puluh sembilan pintu musibah. Dikutip dari hadist yang diriwayatkan oleh Imam Ibnu 'Asaakir dari Imam Ibnu Abbas, bahwa "Sesungguhnya bacaan kalimat tauhid akan menjaga atau melindungi para pembacanya dari sembilan puluh sembilan macam pintu musibah, dan musibah yang paling rendah adalah mengalami keresahan,".
Dengan begitu, sungguh sangat mulya orang yang selalu membaca kalimat Tauhid, tentu disertai dengan penghayatan hakiki terhadap kandungan dari kalimat Tauhid. Jika tidak menghayati kandunganya, apalah artinya, membaca kalimat Tauhid. Allah SWT tidak melihat terhadap jasad seseorang, akan tetapi hati seseorang yang akan selalu terpantau oleh yang Maha kuasa.
Dari itu, orang yang membaca kalimat Tauhid tidak akan selamanya jauh dari kesusahan atau keresahan. Bahkan sering membaca kalimat tauhid akan mendatangkan kesusahan. Kesusahan dan paling kecil keresahan datang bilamana dzikir yang dilakukan hanya sekedar dimulut saja, sedangkan pikiran dan hati tidak menyatu dengan kalimat Tahid tersebut.
Saat membaca kalimat Tauhid, hatinya sedang pergi jauh. Pikirannya tidak berusaha menerjemahkan kalimat tersebut dalam kehidupan nyata. Tidak benar-benar meng esakan Allah. Dalam artian, hanya dimulut berdzikir tapi hati dan pikirannya kosong dan bahkan jauh dari kalimat tauhid.
Banyak orang seakan-akan khusuk atau konsentrasi membaca kalimat Tauhid, padahal ketika diselidiki, ia sedang menguap atau mengantuk. Ya Allah, bagaimana perasaan kita membaca kalimat yang agung sambil ngantuk? Padahal, kita sedang bersama dengan pencipta yang Maha Kaya.
Kita bisa mengambil contoh sederhana, ketika seseorang sedang jalan-jalan atau sedang duduk dengan seorang kekasih atau pacar. Namun, ditengah asyik-asyiknya berbagi dengan pacar, tau-tau kita menguap dan menampakkan seakan tidak semangat. Bagaimana perasaan pacar kita? Apakah ia tidak akan sakit hati atau tersinggung dengan sikap kita?
Jika sang pacar atau sesama makhluk Tuhan dengan tindakan seperti itu sudah membuat tersinggung, apalagi Allah SWT, pencipta segalanya? Tiada Tuhan selain Allah. Sungguh berdzikir yang tidak sungguh atau main-main adalah tindakan sia-sia. Jangan berharap akan memperoleh ketenangan batin dengan membaca kalimat Tauhid selama cara membacanya hanya main-main atau dengan hati kosong.
Hati dan pikiran yang kosong dalam membaca kalimat Tauhid, telah membuat ketersinggungan kepada hadirat Allah. Ia seakan pura-pura hanya meng-Esa-kan Allah. Ia seakan tidak benar-benar mengagungkan kekuasaan Allah. Ia seakan-akan tidak sunggung-sungguh ingin mengabdi dam Memasrahkan diri kepada Allah karena hati dan pikirannya jauh dari sang pencipta.
Bagaimana kita akan mememperoleh ketenangan batin dan diajahui dari keresahan, sementara kita beribadah seakan berpura-pura. Bagaimana mungkin sang pemilik Alam akan menjauhkan seseorang dari musibah atau paling rendah keresahan, sementara kita berdzikir dengan hati hampa dan seakan hanya main-main. Jiwa dan raga tidak benar-benar untuk Allah, masih ingat dengan hal ini dan itu.
Jangan berharap ketenangan batin dan jauh keresahan dan kegelisahan selama kita tidak benar-benar 'menyatu' dengan Allah SWT. Banyak umat muslim membaca kalimat Tauhid tapi malah semakin jauh dari-Nya. Allah SWT Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Tapi, jangan pernah kita mempermainkan sang pemilik alam dan seisinya. Subhanallah...!
KOMENTAR