body { font: normal normal 12px 'Roboto', sans-serif; color: #000000; background: #FFF none repeat scroll top left; } .header-button { display: block; height: 60px; line-height: 60px; background: #010048; }

Tradisi Ulama Salaf

PESANTREN memiliki tradisi unik dan unggul yang tidak akan didapat pada lembaga lain. Dan salah satu keunikan yang dimiliki p...



PESANTREN memiliki tradisi unik dan unggul yang tidak akan didapat pada lembaga lain. Dan salah satu keunikan yang dimiliki pesantren adalah tradisinya dalam mengembangkan warisan keilmuan ulama salaf (al-Salafal-Shaleh).


Sebagaimana telah diketahui bahwa Islam pasca meninggalnya Rasullah memiliki masa kejayaan, yang dikenal dengan masa keemasan Islam, berkisar abad III-V H dimana berbagai teori pemikiran Islam mencapai puncak kejayaannya. Saat itu, keilmuan dan pengembangan pemikiran Islam terus berkembang.

Hal itu semakin melejit setelah pemerintah, selain terus melebarkan kekuasaan Islam, juga memberikan ruang kebebasan terhadap pemikir muslim untuk mengembangkan keilmuannya, sehingga pada masa itu lahir gerakan penerjemahan terhadap karya-karya filosof Yunani, yang pada gilirannya membuka ruang inklusif bagi tumbuhnya pemikiran Islam. Perkembangan pemikiran abad ini seperti suatu era yang melampaui zamannya. Para ulama giat dan gigih menggali ilmu pemikiran Islam. Mereka tidak menyia-nyiakan kesempatan yang diberikan pemerintah sehingga Islam benar-benar jaya.

Pada generasi berikutnya, realitas tersebut terlihat sebagai ciri khas ulama salaf pada masa keemasan Islam. Seakan bukan ulama salaf jika tidak memiliki ghirah tinggi memperdalam ilmu agama. Untuk itu, kiranya penting ditiru spirit mereka dan kehausan mereka terhadap pengetahuan, mereka berusaha dengan keras tanpa mengenal waktu. Munculnya ulama fiqih, mufassir, muhaddis, filosof yang sering kita lihat dan kaji karya mereka sekarang merupakan bukti keseriusan mereka dalam berusaha mendapatkan pengetahun baik tentang Islam dan yang lain.

Ibnu Sina misalnya, ia terkenal sebagai ahli dalam bidang kedokteran, Ibnu Rusydi terkenal sebagai filosof Islam, Imam Al-Ghazali masyhur karena tasawwufnya. Mereka bisa terkenal dengan keahlian masing-masing karena mereka bersungguh-sungguh menggali pengetahuan.

Kajian-kajian terhadap berbagai karya besar mereka itu, saat ini hanya bisa didapat di pesantren. Tidak pada lembaga lain. Itulah pesantren menjadi unik dan unggul. Karya-karya mereka dikaji dan dikembangkan pesantren. Setiap waktu di pesantren terus mengaji dan mengkaji kitab kuning, karya ulama salaf, dengan model penjelasan dan pengajaran sorogan yang sangat sederhana dan terkesan apa adanya.

Model yang dikembangkan pesantren tersebut bukan berarti pesantren jumud dan ekslusif terhadap sistem modern. Akan tetapi, dengan model tersebut, pesantren justru ingin menjelaskan kepada khalayak publik bahwa untuk mendapatkan ilmu pengetahuan tidak perlu terlalu banyak mengeluarkan biaya sebagaimana munculnya kapitalisasi pendidikan seperti masa sedang marak terjadi di sekolah-sekolah formal berijazah.

Model sorogan warisan ulama salaf tersebut mengindikakasikan bahwa untuk mendapatkan pengetahun bisa dilaksanakan dimana saja, Mushalla, Masjid dan di lapangan sekalipun dapat diterapkan dan seorang santri bisa mempelajarinya.

Selain itu, model pengajian di pesantren tersebut, juga ingin menandaskan bahwa pola hidup sederhana sangat penting digalakkan. Hidup sederhana dan mensyukuri segala karunia yang diberikan Allah merupakan tuntutan Islam yang mesti ditradisikan. Memasak nasi sendiri di pesantren misalnya, merupakan contoh lain dari upaya melekatkan pola hidup sederhana pada kaum santri. Sebab, kesenangan, kepuasan dan kesejahteraan hidup bukan terletak pada kemewahan rumah, mobil mewah, HP termahal dan kekayaan harta. Tetapi pada jiwa yang lapang serta mau menerima segala nikmat Allah dalam bentuk apapun. Mensyukuri segala nikmat yang telah diberikan oleh Allah.

Itulah bagian dari keunikan pesantren dan tidak dimiliki lembaga lain. Siswa pesantren atau lebih tepatnya kaum santri tidak diwajibkan berseragam dengan biaya mahal untuk mendapatkan pengetahuan. Bagi orang-orang pesantren, siapapun yang ingin mendapat pengetahuan Islam, cukup dengan datang ke pesantren, sowan kepada kiai pengasuh pesantren dan mengatakan bahwa dirinya ingin menimba ilmu agama. Pada pesantren, siapapun baik kaya, miskin atau siapaun dapat diterima untuk menjadi santri dan menimba ilmu dengan tanpa harus melihat latar belakang ekonomi keluarga.

Mungkin tradisi unik itu yang mampu melanggengkan lembaga tertua ini bertahan dan berkembang hingga kini. Meski gempuran zaman dengan berbagai teori baru, namun tidak terlalu berpengaruh pada lembaga pesantren. Pesantren tetap konsisten dengan pendiriannya sebagai pengembang pemikiran Islam dan penyebar pengetahuan Islam. Komitmen tersebut dapat pula dikatakan bahwa pesantren banyak meniru pola yang terjadi pada masa keemasan Islam.

Namun, yang masih belum ditiru dan dikembangkan pesantren dari ulama salaf adalah semangat kreatifitasnya. Terbukti, karya ulama salaf itu hanya dibaca berulang-ulang tanpa ada usaha untuk melakukan pengkajian lebih mendalam dan memberi kritik terhadap karya mereka. Lebih naif lagi, karya mereka dianggap sebagai kebenaran mutlak yang tidak bisa diotak-atik. Implikasinya, pemikiran Islam mandul tak berkembang. Kalaupun ada yang berusaha melakukan kajian seperti yang diusahakan Ulil Absar Abdallah bersama komunitas JIL (Jaringan Islam Liberal) nya beberapa waktu lalu, tapi ternyata mereka masih menyadur pemikiran lama dengan kemasan baru. Tapi usaha tersebut sudah mendingan ketimbang tidak ada sama sekali.

Yang paling penting ditiru dari ulama salaf adalah semangat mendokomentasikanpemikiran mereka dalam bentuk tulisan. Dan ternyata tradisi menulis seperti ulama salaf itu yang masih sangat lemah di pesantren. Santri dan bahkan pengasuhnya sekalipun, sangat sedikit dan bisa dihitung dengan jari yang bisa menerjemahkan pemikiran dan hasil kontemplasinya dalam bentuk tulisan. Kaum sarungan tidak menyadari bahwa mereka sampai dengan karya ulama salaf karena ulama mampu mewujudkan pengetahuan mereka dalam bentuk tulisan. Kaum santri hanya berdialektika dengan pemikiran mereka tanpa melihat dibalik perjuangnya untuk menghasilkan pemikiran tersebut.

Dengan demikian, sudah saatnya pesantren dan kaum santri meniru pola gerakan yang dilakukan ulama salaf dalam memproleh dan mentransformasikan keilmuannya. Bukan hanya takdzim dengan pemikirannya. Tatapi juga patuh (meniru) dengan usaha untuk mendapatkan pemikiran kreatif. Ulama Salaf tidak hanya membaca dan mengkaji, tetapi berkontemplasi dan kemudian menerjemahkan pemikirannya dalam bentuk tulisan. Akhirnya, jika kreatifitas menulis dikembangkan kaum santri, akan menjadi dakwah sejati bagi umat Islam dan untuk generasi mendatang nanti. Dan pada akhirnya, pesantren tidak akan disebut lembaga eksklusif bila telah mampu melahirkan pemikiran kreatif serta ide-ide cerdas demi pengembangan dan dakwah Islam sesuai dengan visi dan misi pesantren. (*)

Busri Toha


KOMENTAR

banner Selamat Datang di busritoha.blogspot.com semoga bermanfaat
Nama

ARTIKEL,13,Catatan Harian,10,Cerita,6,JENDELA,33,lucu,3,News,11,OPINI,34,
ltr
item
Busri Toha: Tradisi Ulama Salaf
Tradisi Ulama Salaf
Busri Toha
https://busritoha.blogspot.com/2013/11/tradisi-ulama-salaf.html
https://busritoha.blogspot.com/
http://busritoha.blogspot.com/
http://busritoha.blogspot.com/2013/11/tradisi-ulama-salaf.html
true
8564605806601913725
UTF-8
Loaded All Posts Not found any posts VIEW ALL Selengkapnya Balas Cancel reply Hapus Oleh Beranda Halaman Postingan View All RECOMMENDED FOR YOU LABEL ARCHIVE CARI ALL POSTS Not found any post match with your request KEMBALI KE BERANDA Minggu Senin Selasa Rabu Kamis Jum'at Sabtu Sun Mon Tue Wed Thu Fri Sat January February March April May June July August September October November December Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec just now 1 minute ago $$1$$ minutes ago 1 hour ago $$1$$ hours ago Yesterday $$1$$ days ago $$1$$ weeks ago more than 5 weeks ago Followers Follow THIS CONTENT IS PREMIUM Please share to unlock Copy All Code Select All Code All codes were copied to your clipboard Can not copy the codes / texts, please press [CTRL]+[C] (or CMD+C with Mac) to copy