foto kaskus.co.id BOKONG menawan selalu menggiurkan dan memiliki nilai tawar. Harganya pun bisa mencapai ratusan hingga...
foto kaskus.co.id |
Mulanya, pembicaraan tentang harga bokong dan kursi dewan terjadi di warung kopi. Ngobrol santai bersama teman-teman dengan tema bervariasi tapi cukup menarik. Setidaknya, menarik menurut pendapat saya. Hanya bermodalkan kopi dan rokok, pembicaraan mengalir begitu asyik dan menyenangkan. Bermacam ide muncul tanpa harus mengadakan seminar lengkap dengan dekorasinya.
Konon, kata seorang teman, salah
satu penyanyi dangdut Indonesia, Inul Daratista, mempopulerkan goyang ngebor
hingga mampu menghebohkan jagat Indonesia karena (mungkin saja) telah
memprediksi bahwa suatu saat, harga bokong akan mahal.
Inul Daratista, kelahiran Pasuruan,
21 Januari 1979 ini bernama asli Ainur Rokhimah. Namanya memang cukup pupoler
dengan sebutan ”Ratu Ngebor”. Bahkan, goyangan Inul dengan bokong lincah itu
sempat mendapat pertentangan dari si ”Raja Dangdut” Rhoma Irama. Goyang Inul
dianggap mengundang dampak negatif yang berbau pornografi dan merendahkan pamor
musik dangdut.
Terlepas dari pro kontra itu, bokong
memang memiliki magnet yang mampu
manghipnotis siapa saja. Seseorang bisa mangut-mangut dan termangu hanya
karena melihat bokong. Baik bokong bergoyang maupun tidak bergerak.
Meski begitu, biasanya, bokong
tidak begitu mendapat perhatian si pemilik. Artinya tidak begitu dirawat hingga
dipoles dan dan diberi kaca seperti wajah. Namun, walau tanpa perawatan
sebagaimana wajah, harganya mahal. Buktinya, saat ini harga bokong bisa
mencapai ratusan juta rupiah. Itulah bokong, tertutup penuh mesteri.
Saya kemudian teringat dengan
aktris Hollywood, Jennifer Lopez. Aktris ini, benar-benar memperhatikan
penampilan fisik. Bahkan, Jennifer yang terkenal dengan bokong menawan ini,
mengasuransikan bokongnya hingga mencapai US$1 miliar. Begitu mahalnya harga
bokong yaa? Tapi kalau di Indonesia, sepertinya belum ada aktris yang
mengasuransikan bokongnya.
Kini, setelah tuntutan kehidupan
semakin kompleks, ternyata tidak hanya harga bokong yang mahal. Tetapi kursi
(tempat duduk yang biasanya ditempati bokong) juga sangat mahal. Bahkan, harga
tempat bokong itu setara dengan harga bokong. Bisa jadi lebih mahal dibanding
harga bokong.
Suatu ketika, saya datang ke
gedung DPR tempat para wakil rakyat. Sekedar jalan-jalan ingin mendengarkan
cerita para wakil rakyat yang telah terpilih beberapa waktu lalu. Singkat
cerita, mereka bersedia mengisahkan tentang ke asyikan senggol menyenggol
sesama politisi, hingga berbagai macam cara mereka agar bisa duduk di kursi dewan.
Katanya, duduk di kursi dewan
bukan perkara muda. Segala kekuatan harus digunakan agar bisa mencapai kursi
terhormat. Biayanya pun, tidak murah. Mereka mengaku menghabiskan ratusan juta
hingga miliaran rupiah untuk bisa duduk di kursi dewan. Ada yang habis Rp 100
juta, Rp 500 juta, Rp 1 Miliar dan seterusnya. Tidak ada wakil rakyat yang bisa
duduk di kursi dewan terhormat hanya bermodal dengkul. ”Harga kursi dewan
memang mahal” kata salah satu dari mereka.
Ya begitulah. Bokong dan tempat
bokong memang cukup unik. Bokong tidak harus dirawat sebagaimana perawatan
wajah yang butuh makeup. Tetapi, harga bokong bisa mencapai miliaran rupiah.
Begitupun kursi. Kursi di rumah tak terawat bisa sangat murah. Tetapi, kursi
wakil rakyat tidak sembarang orang dan tidak semua bokong bisa menempati. Jika
tidak bersedia mengeluarkan kocek hingga ratusan juta, sulit bisa duduk di
kursi dewan.
Luar biasa, harga bokong dan
tempat bokong (kursi) cukup mahal bukan...!
oleh BUSRI TOHA
KOMENTAR