Oleh : Busri Thaha Jembatan Suramadu dengan panjang 5.438 telah tersambung, sehingga secara otomatis pulau Jawa dan Madura menjadi satu. Ter...
Oleh : Busri Thaha
Jembatan Suramadu dengan panjang 5.438 telah tersambung, sehingga secara otomatis pulau Jawa dan Madura menjadi satu. Tersambungnya jembatan terpanjang di Indonesia itu merupakan suatau babakan baru bagi masyarakat Madura. Pasalnya, masyarakat Madura selama ini dikenal dengan masyarakat yang tradisional dengan tradisi keagamaan yang tinggi. Makan dengan suramadu (Surabaya-Madura) akan menjadi tantangan baru bagi masyarakat Madura.
Secara geografis, Madura terdiri dari empat Kabupaten, yakni Bangkalan, Sampang, Pamekasan dan paling ujung timur Kabupaten Sumenep. Selain empat kabupaten itu, Madura mempunyai 77 kepulauan, semuanya berada di Sumenep, kecuali satu pulau berada di Kabupaten Sampang, pulau Mandangin, perjalanan sekitar 2 jam dengan perahu kecil dari kota Sampang ke arah selatan. Sedangkan luas area pulau Madura mencapai 5.250 km2 dengan penduduk lebih dari 4 juta jiwa.
Bidang potensi, Madura memiliki potensi yang luar biasa. Bahkan, hampir menyamai dengan potensi yang dimiliki pulau Jawa. Salah satu potensi itu adalah minyak yang ada pulau Pagerungan Besar, Kecamatan Sapeken, Sumenep. Mengunjungi tempat sumber minyak itu perjalanan sekitar 24 jam lebih ke arah timur dari Kota Sumekar Sumenep dengan menggunakan kapal besar. Di tempat itu, setiap harinya menghasilkan 11,74 juta barel minyak dan kondensat, serta 947 juta kaki kubik gas.
Demikian juga dengan kabupaten lain, tiga kabupaten lain memiliki potensi yang juga luar biasa. Buktinya, tiga kabupaten lain PAD-nya mencapai lebih dari 16, sekian milliar masing-masing kabupaten. Hanya Sumenep yang paling tinggi hingga mencapai lebih 25, sekian milliar setiap tahun.
Untuk mengembangkan itu, tentu membutuhkan kreatifitas-produktif dari masyarakat Madura. Maka dengan tersambungnya jembatan suramadu itu menuntut adanya kreatifitas tinggi dari masyarakat madura. Mungkin secara geografis sudah siap, tetapi secara SDM, bagi masyarakat Madura masih penting untuk dipertanyakan. Pasalnya, meski Madura memiliki potensi alam yang luar biasa, masih lebih banyak masyarakat luar madura yang menikmati. Buktinya, minyak yang menghasilkan hingga mencapai 11,74 juga barel itu masih dikirim ke Gersik, bukan di kelola oleh masyarakat Madura sendiri.
Andai minyak itu dikelola masyarakat Madura dengan SDM yang memadai, kemiskinan di Madura tidak akan pernah terjadi. Namun apa yang terjadi, lilitan kemiskinan masih menjangkiti masyarakat yang dikenal agamis ini. Itu dibuktikan dengan masih meningkatnya keluarga miskin di Madura.
Tahun 2008, jumlah penerima raskin di Kabupaten Bangkalan mencapai 93.352 sedangkan pada 2009 meningkat menjadi 97.628 penerima raskin. Pamekasan pada tahun 2008 mencapai 95.101 meningkat 112.320 di tahun 2009. Sementara, Sumenep dengan PAD paling besar, jumlah penerima raskin juga paling tinggi. Tahun 2008 jumlah penerima raskin di Kabupaten puluhan pulau itu mencapai 128.787 meningkat menjadi 139.780 di tahun 2009. Hanya Sampang yang mengurangi jumlah penerima raskin. Tahun 2008 penerima raskin mencapai 153.725 menurun menjadi 140.357 di tahun 2009. Total penduduk yang tergolong miskin di Madura mencapai 470.965 tahun 2008 dan 490.085 di tahun 2009.
Melihat meningkatnya jumlah penduduk miskin di Madura itu, dapat dikatakan masyarakat Madura masih belum siap menerima kedatangan suramadu. Pasalnya, perkembangan suramadu sangat berkaitan erat dengan perkembangan perekonomian masyarakat. Jika hal itu tidak bisa dikembangkan, maka dengan suramadu yang nantinya akan menjadi era industrialisasi di Madura, masyarakat di kepulauan yang berbasiskan Islam ini hanya akan menjadi objek dari mereka yang berkuasa, berkuasa dalam bidang ekonomi. Tetapi apapaun alasannya, masyarakat Madura harus tetap siap menerima kedatangan suramadu. Masyarakat harus tetap menghadapi kenyataan yang membentang didepan mata.
Untuk itu, tuntaskan segera mungkin persoalan kemiskinan. Dalam konteks ini, pemerintah memiliki peran sangat urgen. Tanpa peranan dari pemerintah sebagai pendamping dan yang paling bertanggung jawab terhadap perkembangan masyarakat, masyarakat sulit berkembang.
Salah satu caranya, posisi pemerintah bukan lagi menjadi penunggu bola, tetapi menjemput bola. Dengan kata lain, pemerintah harus selalu sigap dalam segala hal dan berfikir cara bagaimana mengembangkan masyarakat Madura.
Untuk diketahui, setiap kolompok atau individu dalam masyarakat memiliki potensi tersendiri. Namun, kebanyakan masyarakat belum mengetahui untuk mengembangkan potensi itu. Untuk itu, peranan pemerintah sangat penting untuk membantu mengembangkannya.
Selain itu, dilingkungan masyarakat terdapat banyak potensi lokal yang belum dikembangkan. Untuk itu, pemerintah juga bisa membantu dengan mencarikan investor agar apa yang dimiliki oleh masyarakat itu bisa berkembang dengan pesat. Dan yang paling penting, kreativitas itu muncul dari masyarakat itu sendiri. Sehingga akan lebih murni pengembangannya. Tetapi sekali lagi, peranan pemerintah tetap sangat penting.
Dengan demikian, jika masyarakat sudah siap maka keberadaan suramadu bukan lagi menjadi momok yang menakutkan. Artinya, bila masyarakat Madura benar-benar siap dengan segala tantangan baik berupa ekonomi, pengembangan Sumber Daya Alam dan pengembangan Sumber Daya Manusia, keberadaan suramadu pada gilirannya justru akan menjadi harapan yang ditunggu warga Madura.
Luas area dan penghasilan yang ada jika masyarakat Madura dapat mengelolanya dengan optimal, maka keberuntungan akan dimiliki warga Madura. Masyarakat Madura tidak akan menjadi objek dari pembangunan yang telah tersambung itu, tetapi akan menjadi pelaku yang menguntungkan. Semoga..! Amien
Jembatan Suramadu dengan panjang 5.438 telah tersambung, sehingga secara otomatis pulau Jawa dan Madura menjadi satu. Tersambungnya jembatan terpanjang di Indonesia itu merupakan suatau babakan baru bagi masyarakat Madura. Pasalnya, masyarakat Madura selama ini dikenal dengan masyarakat yang tradisional dengan tradisi keagamaan yang tinggi. Makan dengan suramadu (Surabaya-Madura) akan menjadi tantangan baru bagi masyarakat Madura.
Secara geografis, Madura terdiri dari empat Kabupaten, yakni Bangkalan, Sampang, Pamekasan dan paling ujung timur Kabupaten Sumenep. Selain empat kabupaten itu, Madura mempunyai 77 kepulauan, semuanya berada di Sumenep, kecuali satu pulau berada di Kabupaten Sampang, pulau Mandangin, perjalanan sekitar 2 jam dengan perahu kecil dari kota Sampang ke arah selatan. Sedangkan luas area pulau Madura mencapai 5.250 km2 dengan penduduk lebih dari 4 juta jiwa.
Bidang potensi, Madura memiliki potensi yang luar biasa. Bahkan, hampir menyamai dengan potensi yang dimiliki pulau Jawa. Salah satu potensi itu adalah minyak yang ada pulau Pagerungan Besar, Kecamatan Sapeken, Sumenep. Mengunjungi tempat sumber minyak itu perjalanan sekitar 24 jam lebih ke arah timur dari Kota Sumekar Sumenep dengan menggunakan kapal besar. Di tempat itu, setiap harinya menghasilkan 11,74 juta barel minyak dan kondensat, serta 947 juta kaki kubik gas.
Demikian juga dengan kabupaten lain, tiga kabupaten lain memiliki potensi yang juga luar biasa. Buktinya, tiga kabupaten lain PAD-nya mencapai lebih dari 16, sekian milliar masing-masing kabupaten. Hanya Sumenep yang paling tinggi hingga mencapai lebih 25, sekian milliar setiap tahun.
Untuk mengembangkan itu, tentu membutuhkan kreatifitas-produktif dari masyarakat Madura. Maka dengan tersambungnya jembatan suramadu itu menuntut adanya kreatifitas tinggi dari masyarakat madura. Mungkin secara geografis sudah siap, tetapi secara SDM, bagi masyarakat Madura masih penting untuk dipertanyakan. Pasalnya, meski Madura memiliki potensi alam yang luar biasa, masih lebih banyak masyarakat luar madura yang menikmati. Buktinya, minyak yang menghasilkan hingga mencapai 11,74 juga barel itu masih dikirim ke Gersik, bukan di kelola oleh masyarakat Madura sendiri.
Andai minyak itu dikelola masyarakat Madura dengan SDM yang memadai, kemiskinan di Madura tidak akan pernah terjadi. Namun apa yang terjadi, lilitan kemiskinan masih menjangkiti masyarakat yang dikenal agamis ini. Itu dibuktikan dengan masih meningkatnya keluarga miskin di Madura.
Tahun 2008, jumlah penerima raskin di Kabupaten Bangkalan mencapai 93.352 sedangkan pada 2009 meningkat menjadi 97.628 penerima raskin. Pamekasan pada tahun 2008 mencapai 95.101 meningkat 112.320 di tahun 2009. Sementara, Sumenep dengan PAD paling besar, jumlah penerima raskin juga paling tinggi. Tahun 2008 jumlah penerima raskin di Kabupaten puluhan pulau itu mencapai 128.787 meningkat menjadi 139.780 di tahun 2009. Hanya Sampang yang mengurangi jumlah penerima raskin. Tahun 2008 penerima raskin mencapai 153.725 menurun menjadi 140.357 di tahun 2009. Total penduduk yang tergolong miskin di Madura mencapai 470.965 tahun 2008 dan 490.085 di tahun 2009.
Melihat meningkatnya jumlah penduduk miskin di Madura itu, dapat dikatakan masyarakat Madura masih belum siap menerima kedatangan suramadu. Pasalnya, perkembangan suramadu sangat berkaitan erat dengan perkembangan perekonomian masyarakat. Jika hal itu tidak bisa dikembangkan, maka dengan suramadu yang nantinya akan menjadi era industrialisasi di Madura, masyarakat di kepulauan yang berbasiskan Islam ini hanya akan menjadi objek dari mereka yang berkuasa, berkuasa dalam bidang ekonomi. Tetapi apapaun alasannya, masyarakat Madura harus tetap siap menerima kedatangan suramadu. Masyarakat harus tetap menghadapi kenyataan yang membentang didepan mata.
Untuk itu, tuntaskan segera mungkin persoalan kemiskinan. Dalam konteks ini, pemerintah memiliki peran sangat urgen. Tanpa peranan dari pemerintah sebagai pendamping dan yang paling bertanggung jawab terhadap perkembangan masyarakat, masyarakat sulit berkembang.
Salah satu caranya, posisi pemerintah bukan lagi menjadi penunggu bola, tetapi menjemput bola. Dengan kata lain, pemerintah harus selalu sigap dalam segala hal dan berfikir cara bagaimana mengembangkan masyarakat Madura.
Untuk diketahui, setiap kolompok atau individu dalam masyarakat memiliki potensi tersendiri. Namun, kebanyakan masyarakat belum mengetahui untuk mengembangkan potensi itu. Untuk itu, peranan pemerintah sangat penting untuk membantu mengembangkannya.
Selain itu, dilingkungan masyarakat terdapat banyak potensi lokal yang belum dikembangkan. Untuk itu, pemerintah juga bisa membantu dengan mencarikan investor agar apa yang dimiliki oleh masyarakat itu bisa berkembang dengan pesat. Dan yang paling penting, kreativitas itu muncul dari masyarakat itu sendiri. Sehingga akan lebih murni pengembangannya. Tetapi sekali lagi, peranan pemerintah tetap sangat penting.
Dengan demikian, jika masyarakat sudah siap maka keberadaan suramadu bukan lagi menjadi momok yang menakutkan. Artinya, bila masyarakat Madura benar-benar siap dengan segala tantangan baik berupa ekonomi, pengembangan Sumber Daya Alam dan pengembangan Sumber Daya Manusia, keberadaan suramadu pada gilirannya justru akan menjadi harapan yang ditunggu warga Madura.
Luas area dan penghasilan yang ada jika masyarakat Madura dapat mengelolanya dengan optimal, maka keberuntungan akan dimiliki warga Madura. Masyarakat Madura tidak akan menjadi objek dari pembangunan yang telah tersambung itu, tetapi akan menjadi pelaku yang menguntungkan. Semoga..! Amien
KOMENTAR