Penyakit datang tidak ada yang mengundang. Ia secara tiba-tiba menyerang manusia hingga membuat hamba Tuhan lemas dan tak berdaya. Siapa yan...
Penyakit datang tidak ada yang mengundang. Ia secara tiba-tiba menyerang manusia hingga membuat hamba Tuhan lemas dan tak berdaya. Siapa yang bisa menghalangi?
Kejadian semacam itu, saya alami sendiri. Ceritanya, tepat pada hari Minggu 14 Pebruari 2010, saya ditugaskan kantor mengisi diklat Jurnalistik di Kampus STAI AL-Khairat. Lokasinya, di Desa Ponjanan Kecamatan Waru (wilayah pantai utara) Pamekasan, Madura.
Sebelum berangkat, kondisi kesehatan saya memang sudah tidak enak. Badan terasa panas, flu disertai batuk. Tetapi, karena tuntutan kantor, apapun alasannya, saya tetap berangkat memenuhi kewajiban itu. Meski resikonya, saya harus "tumbang".
Puluhan peserta mengikuti pelatihan, mulai dari mahasiswi semester awal hingga mahasiswa semester akhir, semua mengikuti pelatihan dengan antusias. Saya pun ikut semangat mengisi acara karena termutivasi semangat mereka.
Semampu saya, materi-materi tentang dasar-dasar jurnalistik seperti teknik menggali berita, menulis berita, bentuk-bentuk berita, hingga teknik mengelabuhi narasumber, saya sampaikan keseluruhan. (Wah, sok gaya, jadi penyaji, padahal yang menyampaikan tidak tahu apa-apa, apalagi mengaku profesional....!)
Usai mengisi acara itu, saya pulang bersama seorang teman. Namun, entah apa yang terjadi, kepala pusing, seakan mau pecah. Batuk terus menerus. Astaghfirullah, saya sakit.
Sampai dikantor sepulang dari acara itu, saya sudah tidak bisa berbuat apa-apa. Badan lemas, kesehatan rapuh. Hanya membungkus badan dengan sarung agar terhindar dari serangan angin. "Ternyata, orang sakit memang tidak enak ya,".
Akibat penyakit itu, saya terpaksa harus diopname. Sebab, fisik sudah tidak bisa bergerak lagi. Tiga hari menjalani rawat inap. Ketika itulah, saya sadar bahwa betapa pentingnya kesehatan itu. Kesehatan adalah segalanya. Nikmat sehat dirasakan saat kita sakit.
Orang yang sehat bisa beraktivitas dan beribadah menghadap Allah dengan normal. Orang yang sehat, bisa berbisnis sebagai syarat ibadah kepada Allah. Dan hanya orang sehat yang bisa berbuat semaunya. Namun, sebaliknya. Orang yang sakit harus meminta bantuan kepada yang sehat. Ia harus mendapatkan pertolongan dari yang sehat untuk meraih apa yang diinginkan karena tak berdaya.
Lalu, saya teringat pula pesan Nabi yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dan Tirmidzi dari Amru bin Maimun r.a, "Gunakanlah lima perkara sebelum datang lima perkara : Masa mudamu sebelum tua. Masa sehatmu sebelum sakit. Masa lapangmu sebelum sibuk. Masa kayamu sebelum miskin dan masa hidupmu sebelum mati".
Semoga kita termasuk orang-orang yang selalu menjaga kesehatan dan tetap dalam lindungan Allah. Amin
Kejadian semacam itu, saya alami sendiri. Ceritanya, tepat pada hari Minggu 14 Pebruari 2010, saya ditugaskan kantor mengisi diklat Jurnalistik di Kampus STAI AL-Khairat. Lokasinya, di Desa Ponjanan Kecamatan Waru (wilayah pantai utara) Pamekasan, Madura.
Sebelum berangkat, kondisi kesehatan saya memang sudah tidak enak. Badan terasa panas, flu disertai batuk. Tetapi, karena tuntutan kantor, apapun alasannya, saya tetap berangkat memenuhi kewajiban itu. Meski resikonya, saya harus "tumbang".
Puluhan peserta mengikuti pelatihan, mulai dari mahasiswi semester awal hingga mahasiswa semester akhir, semua mengikuti pelatihan dengan antusias. Saya pun ikut semangat mengisi acara karena termutivasi semangat mereka.
Semampu saya, materi-materi tentang dasar-dasar jurnalistik seperti teknik menggali berita, menulis berita, bentuk-bentuk berita, hingga teknik mengelabuhi narasumber, saya sampaikan keseluruhan. (Wah, sok gaya, jadi penyaji, padahal yang menyampaikan tidak tahu apa-apa, apalagi mengaku profesional....!)
Usai mengisi acara itu, saya pulang bersama seorang teman. Namun, entah apa yang terjadi, kepala pusing, seakan mau pecah. Batuk terus menerus. Astaghfirullah, saya sakit.
Sampai dikantor sepulang dari acara itu, saya sudah tidak bisa berbuat apa-apa. Badan lemas, kesehatan rapuh. Hanya membungkus badan dengan sarung agar terhindar dari serangan angin. "Ternyata, orang sakit memang tidak enak ya,".
Akibat penyakit itu, saya terpaksa harus diopname. Sebab, fisik sudah tidak bisa bergerak lagi. Tiga hari menjalani rawat inap. Ketika itulah, saya sadar bahwa betapa pentingnya kesehatan itu. Kesehatan adalah segalanya. Nikmat sehat dirasakan saat kita sakit.
Orang yang sehat bisa beraktivitas dan beribadah menghadap Allah dengan normal. Orang yang sehat, bisa berbisnis sebagai syarat ibadah kepada Allah. Dan hanya orang sehat yang bisa berbuat semaunya. Namun, sebaliknya. Orang yang sakit harus meminta bantuan kepada yang sehat. Ia harus mendapatkan pertolongan dari yang sehat untuk meraih apa yang diinginkan karena tak berdaya.
Lalu, saya teringat pula pesan Nabi yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dan Tirmidzi dari Amru bin Maimun r.a, "Gunakanlah lima perkara sebelum datang lima perkara : Masa mudamu sebelum tua. Masa sehatmu sebelum sakit. Masa lapangmu sebelum sibuk. Masa kayamu sebelum miskin dan masa hidupmu sebelum mati".
Semoga kita termasuk orang-orang yang selalu menjaga kesehatan dan tetap dalam lindungan Allah. Amin
KOMENTAR