Bekerja keraslah agar kesuksesan bisa tercapai. Bersungguh-sungguhlah dalam berusaha agar apa yang kita inginkan segera terpenuhi. Itulah sa...
Bekerja keraslah agar kesuksesan bisa tercapai. Bersungguh-sungguhlah dalam berusaha agar apa yang kita inginkan segera terpenuhi. Itulah salah satu pesan almarhum Bapak Thaha, orang tua saya, kepada anak-anaknya.
Suatu ketika, saya pulang ke Desa Basoka Kecamatan Rubaru Kabupaten Sumenep, pulau Madura ujung timur. Ditempat saya dilahirkan itu, saya melihat sejumlah warga yang memiliki semangat tinggi. Mereka bekerja keras untuk meraih apa yang mereka inginkan. Untuk menafkahi anak dan istri, mereka tak kenal lelah bertani.
Sebagai anak petani, yakni almarhum bapak Thaha dan almarhumah Maryam, saya sedikit banyak tahu kehidupan petani. Bahkan, saya sebelum menjadi kuli tinta, terlebih dahulu sebagai petani, seperti menyiram tembakau, menanam bawang termasuk padi dan lain-lain. Saat kembali ke desa itu, saya ingat betul apa yang telah disampaikan orang tua saya.
***
Pagi itu, H.Sobry, rupanya sudah bersiap-siap berangkat kerja. Cangkul, keranjang rumput sudah tersedia dan siap dibawa ke ladang. Dia tak melupakan, sebotol kopi lengkap dengan rokok plastik, rokok yang di "produksi" sendiri.
Bapak tiga anak itu, berencana membersihkan rumput yang tumbuh disekitar tanaman cabenya yang luas, sekitar satu hektar. Dia berangkat ketika jarum jam sudah mengarah pada pukul 08:00 lewat.
Sebenarnya, dia berangkat kerja tergolong kesiangan. Karena kebiasaan masyarakat di desa pukul 12:00 pulang ke rumah untuk istirahat sehingga berangkat jam tersebut terlambat. Namun, dia berangkat kerja memang sengaja agak siang karena H.Sobry shalat dhuha lebih dahulu. "Sesibuk apapun, lakukanlah shalat dhuha walau hanya dua rakaat," katanya suatu ketika pada saya.
Sementara, Abdullah, tetangga sebelahnya berangkat kerja sehabis shalat subuh. Ketika jam 08:00, Abdullah sudah tidak ada dirumah, dia telah di ladang meladeni jagungnya yang membesar. Dalam mengatur waktu, dia berbeda dengan H. Sobry. Alasannya, Shalat dhuha dapat dilakukan kapan saja yang penting sebelum beduk dhuhur di tabuh.
Dua petani yang tinggal di Desa Basoka Kecamatan Rubaru Kabupaten Sumenep itu, merupakan potret petani yang memiliki semangat kerja tinggi untuk mencari nafkah demi memenuhi kebutuhan hidup. Namun, mereka tetap tidak melupkan untuk menghadap pada hadirat ilahi. "Meski kita bekerja keras, tetap tidak boleh lupa untuk beribadah kepada Allah. Sebab, hanya Allah yang Maha mengatur dan Maha pemberi rejeki. Sedangkan kita, hanya berusaha," kata Abdullah.
Yang menarik, mereka tidak pernah memilih dan memilah pekerjaan. Alasannya, tiap pekerjaan memiliki tingkatkan kesibukan masing-masing. Bagi mereka, bekerja apapun tidak ada persoalan, yang penting dapat mencintai dan menikmati pekerjaan itu. "Nikmatilah setiap pekerjaan itu sebagai sarana menuju ilahi. Apalah artinya pekerjaan yang mewah tetapi kita tidak pernah menikmati?," ujar H.Shobri.
Melihat semangat kerja mereka itu, mungkinkah semangat itu karena mereka ingat dengan pesan Nabi?
Dalam sebuah hadis, Rasulullah bersabda: "barang siapa pada malam hari merasakan kelelahan karena bekerja pada siang hari,maka pada malam itu ia diampuni Allah (HR. Ahmad dan Ibnu Asakir).
Dalam kesempatan yang lain, sang proklamator Agama itu menyampaikan bahwa barang siapa yg bekerja keras untuk nencari nafkah keluarganx,maka ia adalah mu'jahid fi sabilillah (HR.Imam Ahmad).
Semoga kita termasuk golongan orang-orang beriman yang tidak pernah putus asa dan selalu bekerja keras. Amin
Suatu ketika, saya pulang ke Desa Basoka Kecamatan Rubaru Kabupaten Sumenep, pulau Madura ujung timur. Ditempat saya dilahirkan itu, saya melihat sejumlah warga yang memiliki semangat tinggi. Mereka bekerja keras untuk meraih apa yang mereka inginkan. Untuk menafkahi anak dan istri, mereka tak kenal lelah bertani.
Sebagai anak petani, yakni almarhum bapak Thaha dan almarhumah Maryam, saya sedikit banyak tahu kehidupan petani. Bahkan, saya sebelum menjadi kuli tinta, terlebih dahulu sebagai petani, seperti menyiram tembakau, menanam bawang termasuk padi dan lain-lain. Saat kembali ke desa itu, saya ingat betul apa yang telah disampaikan orang tua saya.
***
Pagi itu, H.Sobry, rupanya sudah bersiap-siap berangkat kerja. Cangkul, keranjang rumput sudah tersedia dan siap dibawa ke ladang. Dia tak melupakan, sebotol kopi lengkap dengan rokok plastik, rokok yang di "produksi" sendiri.
Bapak tiga anak itu, berencana membersihkan rumput yang tumbuh disekitar tanaman cabenya yang luas, sekitar satu hektar. Dia berangkat ketika jarum jam sudah mengarah pada pukul 08:00 lewat.
Sebenarnya, dia berangkat kerja tergolong kesiangan. Karena kebiasaan masyarakat di desa pukul 12:00 pulang ke rumah untuk istirahat sehingga berangkat jam tersebut terlambat. Namun, dia berangkat kerja memang sengaja agak siang karena H.Sobry shalat dhuha lebih dahulu. "Sesibuk apapun, lakukanlah shalat dhuha walau hanya dua rakaat," katanya suatu ketika pada saya.
Sementara, Abdullah, tetangga sebelahnya berangkat kerja sehabis shalat subuh. Ketika jam 08:00, Abdullah sudah tidak ada dirumah, dia telah di ladang meladeni jagungnya yang membesar. Dalam mengatur waktu, dia berbeda dengan H. Sobry. Alasannya, Shalat dhuha dapat dilakukan kapan saja yang penting sebelum beduk dhuhur di tabuh.
Dua petani yang tinggal di Desa Basoka Kecamatan Rubaru Kabupaten Sumenep itu, merupakan potret petani yang memiliki semangat kerja tinggi untuk mencari nafkah demi memenuhi kebutuhan hidup. Namun, mereka tetap tidak melupkan untuk menghadap pada hadirat ilahi. "Meski kita bekerja keras, tetap tidak boleh lupa untuk beribadah kepada Allah. Sebab, hanya Allah yang Maha mengatur dan Maha pemberi rejeki. Sedangkan kita, hanya berusaha," kata Abdullah.
Yang menarik, mereka tidak pernah memilih dan memilah pekerjaan. Alasannya, tiap pekerjaan memiliki tingkatkan kesibukan masing-masing. Bagi mereka, bekerja apapun tidak ada persoalan, yang penting dapat mencintai dan menikmati pekerjaan itu. "Nikmatilah setiap pekerjaan itu sebagai sarana menuju ilahi. Apalah artinya pekerjaan yang mewah tetapi kita tidak pernah menikmati?," ujar H.Shobri.
Melihat semangat kerja mereka itu, mungkinkah semangat itu karena mereka ingat dengan pesan Nabi?
Dalam sebuah hadis, Rasulullah bersabda: "barang siapa pada malam hari merasakan kelelahan karena bekerja pada siang hari,maka pada malam itu ia diampuni Allah (HR. Ahmad dan Ibnu Asakir).
Dalam kesempatan yang lain, sang proklamator Agama itu menyampaikan bahwa barang siapa yg bekerja keras untuk nencari nafkah keluarganx,maka ia adalah mu'jahid fi sabilillah (HR.Imam Ahmad).
Semoga kita termasuk golongan orang-orang beriman yang tidak pernah putus asa dan selalu bekerja keras. Amin
KOMENTAR