body { font: normal normal 12px 'Roboto', sans-serif; color: #000000; background: #FFF none repeat scroll top left; } .header-button { display: block; height: 60px; line-height: 60px; background: #010048; }

Jangan Salahkan Orang Lain

Setiap saat pasti kita akan selalu melihat kesalahan orang lain. Setiap waktu pula kita akan mengetahui kekurangan yang dimiliki orang lai...



Setiap saat pasti kita akan selalu melihat kesalahan orang lain. Setiap waktu pula kita akan mengetahui kekurangan yang dimiliki orang lain. Namun, tanpa kita sadari, dalam diri kita juga tersimpan kesalahan yang mungkin lebih bisar dari apa yang telah kita lihat milik orang lain itu.

Saat kita berada disuatu tempat, kita melihat banyak sampah bertebaran di tengah jalan. Pada waktu itu juga, kita mungkin berpikir bahwa petugas kebersihan telah lalai melaksanakan tugasnya. Ketika sampai dirumah, lagi-lagi kita melihat sampah yang tidak pada tempatnya. Kala itu juga, kita mungkin berpikir bahwa penghuni rumah kita tidak memperhatikan kebersihan.

Suatu hari, saya punya seorang teman, sebut saja namanya Abdullah, dia bersama dengan temannya pergi ke tempat wisata di suatu kota, dia ingin berlibur ditempat wisata yang diduga tempat yang paling indah, mungkin dianggap paling indah di dunia.

Sebelum berangkat, dalam pikirannya sudah terbayang bahwa tempat yang akan dia singgahi adalah lokasi yang indah dan menyenangkan. Lalu, berangkatlah dia bersama temannya itu. Dalam perjalanan, bayangan akan keindahan tempat itu, sudah tidak bisa lagi dibendung. Apalagi, dia pernah mendapatkan informasi bahwa, tempat yang dituju memang sudah biasa menjadi buruan para pelancong.

Dari itu, dia selalu membayangkan keindahan dan lain semacamnya. Dalam benak dia, berbagai sisi tempat itu dihiasi dengan bunga-bunga sehingga terlihat menyenangkan. Pokoknya, tempat itu menyenangkan dan menakjubkanlah. Dia juga membayangkan, petugas yang bekerja benar-benar aktif sehingga menjadikan tempat itu diburu para pelancong.

Dalam pikirannya, jika ada sampah seperti plastik atau bungkusan makanan berserakan, para petugas dianggap langsung mengambilnya. Para petugas dianggap sigap mengambil sesuatu yang dipandang tidak mengenakkan. Semua bayangan itu, telah tertanam dalam pikiran Abdullah. ”Pokoknya, tempat itu nyaris tanpa cela”.

Tempat yang dituju itu merupakan pantai wisata. Sehingga, kalaupun ada sampah dipinggir pantai, dia menduga akan mudah tergerus arus ombak kecil yang sampai hingga bibir pantai itu.

Beberapa saat kemudian, Abdullah sudah sampai ke tempat yang dia tuju. Namun, alangkah kagetnya semua bayangan buyar. Tempat yang dia bayangkan bersih, ternyata penuh dengan sampah berserakan dimana-mana. Tempat yang dituju tak lagi indah. Tebing yang dibayangkan indah, ternyata juga hancur. Tankis laut juga tak terawat dan retak.

Nah, ketika itu terjadi, apakah kita akan berpikir bahwa orang yang memberikan informasi bahwa tempat itu indah adalah pembohong? Atau kita akan menduga bahwa petugas dilapangan atau petugas wisata tidak mampu membedakan antara sampah dan yang bukan, sehingga membiarkan sampah berserakan?

Kalau itu yang ada dalam pikiran kita, betapa naifnya pikiran kita. Sebab, lita tidak boleh berprasangka buruk kepada orang lain dengan alasan karena yang kita lihat berbeda dengan yang ada dalam pikiran kita. Sebab, kita tidak tahu penyebab utama mengapa tempat itu menjadi kotor dan tidak terawat. Mungkin, tempat itu memang sebelumnya indah. Tetapi, kita tidak tahu perubahan yang terus-menerus pasti akan terjadi. Yang indah bisa menjadi kotor. Yang hidup menjadi mati dan lain-lain.

Seharusnya, sebelum kita berangkat ke suatu tempat tujuan, tidak boleh berpikiran dan memiliki bayangan yang macam-macam. Jika pada akhirnya hanya akan mengumpat dan menyalahkan orang lain. Memang, tidak ada larangan menduga yang baik-baik, dengan catatan pada akhirnya akan menghapus dugaan itu dan berubah menjelek-jelekkan orang lain.

Sampah yang berserakan misalnya, bukan berarti petugas kebersihan lalai dalam menjalankan tugasnya. Siapa tahu, petugas kebersihan baru saja selesai menyapu, tetapi karena ada kita yang beru datang lalu membuang sampah tidak pada tempatnya, sehingga lokasi itu menjadi tidak enak dipandang lagi.

Akhirnya, perlu diingat bahwa setiap manusia memiliki kelemahan dan kelebihan. Kita sebagai manusia tidak akan pernah lepas dari dua hukum alam itu. Cuma, sampai kapan kita akan menyadari itu? Wallahu A’lam.


KOMENTAR

banner Selamat Datang di busritoha.blogspot.com semoga bermanfaat
Nama

ARTIKEL,13,Catatan Harian,10,Cerita,6,JENDELA,33,lucu,3,News,11,OPINI,34,
ltr
item
Busri Toha: Jangan Salahkan Orang Lain
Jangan Salahkan Orang Lain
Busri Toha
http://busritoha.blogspot.com/2010/02/jangan-salahkan-orang-lain.html
http://busritoha.blogspot.com/
http://busritoha.blogspot.com/
http://busritoha.blogspot.com/2010/02/jangan-salahkan-orang-lain.html
true
8564605806601913725
UTF-8
Loaded All Posts Not found any posts VIEW ALL Selengkapnya Balas Cancel reply Hapus Oleh Beranda Halaman Postingan View All RECOMMENDED FOR YOU LABEL ARCHIVE CARI ALL POSTS Not found any post match with your request KEMBALI KE BERANDA Minggu Senin Selasa Rabu Kamis Jum'at Sabtu Sun Mon Tue Wed Thu Fri Sat January February March April May June July August September October November December Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec just now 1 minute ago $$1$$ minutes ago 1 hour ago $$1$$ hours ago Yesterday $$1$$ days ago $$1$$ weeks ago more than 5 weeks ago Followers Follow THIS CONTENT IS PREMIUM Please share to unlock Copy All Code Select All Code All codes were copied to your clipboard Can not copy the codes / texts, please press [CTRL]+[C] (or CMD+C with Mac) to copy