Pada hari Sabtu, 9 Oktober 2010, aku berencana pergi ke Pondok Pesantren Annuqayah. Untuk mewujudkannya, aku bersama teman-teman seangkatan ...
Pada hari Sabtu, 9 Oktober 2010, aku berencana pergi ke Pondok Pesantren Annuqayah. Untuk mewujudkannya, aku bersama teman-teman seangkatan waktu kuliah atau sahabat waktu tinggal di pesantren yang didirikan oleh KH Syarqawi itu, aku membangun komunikasi dan kesepakatan untuk bertemu.
Dalam dugaanku, nanti ketika kami sudah berkumpul, kami bisa ngobrol santai serta berbincang segala macam dan bahkan bisa mengenang semasa masih tinggal bersama, makan bersama, dan bahkan bisa tiduran dalam satu kamar yang terdiri dari 21 orang seperti dulu.
Selain itu, rencana kepergianku ke Annuqayah yang sangat penting karena di latari undangan yang disampaikan pada tiap alumni STIKA bahwa, pada hari itu, Menteri Tenaga Kerja Muhaimin Iskandar, akan datang ke Annuqayah. Sehingga aku, termasuk teman-teman, merasa eman jika tidak hadir ke Annuqayah. Sebab, belum tentu tahun mendatang dapat bertemu lagi dengan menteri. Termasuk juga, sulit bertemu teman-teman seperjuangan kecuali ada momentum penting seperti sekarang.
Satu jam sebelum acara dimulai, aku berangkat dari rumah yang letaknya berkisar 30 km dari Pesantren. Dalam perjalanab, HP peganganku selalu berdering. Isinya, Muhaimin sudah dilokasi, aku diminta untuk segera datang. Diminta segera itu, bukan berarti aku dibutuhkan Muhaimin, tapi teman-teman mungkin sudah kangen ma aku...hehehe (G-R)
Namun, apa hendak dikata, ketika separuh perjalanan, Allah SWT berkehendak lain. Ketika sudah nyampek di sebelah timur kecamatan Ganding, hujan turun begitu lebat. Hujan turun mulai pukul 10.00 hingga baru reda berkisar pukul 14.00. Padahal, berdasarkan informasi dari teman, pukul 13.00 Muhaimin Iskandar sudah berada di Annuqayah dan sudah memulai acara. Karena hujan itu, aku harus berdiam seorang diri hingga benar-benar reda.
Yah.....mungkin masih belum waktunya Allah SWT akan memberikan kesempatan kepadaku. Rencana bertemu dengan Muhaimin Iskandar, gagal. Tetapi, aku masih berterima kasih kepada Allah atas segala nikmat yang telah dan akan diberikan. Aku sadar bahwa hidup ini bukan matematika, apa yang direncanakan belum tentu sesuai dengan rencana.
Dalam dugaanku, nanti ketika kami sudah berkumpul, kami bisa ngobrol santai serta berbincang segala macam dan bahkan bisa mengenang semasa masih tinggal bersama, makan bersama, dan bahkan bisa tiduran dalam satu kamar yang terdiri dari 21 orang seperti dulu.
Selain itu, rencana kepergianku ke Annuqayah yang sangat penting karena di latari undangan yang disampaikan pada tiap alumni STIKA bahwa, pada hari itu, Menteri Tenaga Kerja Muhaimin Iskandar, akan datang ke Annuqayah. Sehingga aku, termasuk teman-teman, merasa eman jika tidak hadir ke Annuqayah. Sebab, belum tentu tahun mendatang dapat bertemu lagi dengan menteri. Termasuk juga, sulit bertemu teman-teman seperjuangan kecuali ada momentum penting seperti sekarang.
Satu jam sebelum acara dimulai, aku berangkat dari rumah yang letaknya berkisar 30 km dari Pesantren. Dalam perjalanab, HP peganganku selalu berdering. Isinya, Muhaimin sudah dilokasi, aku diminta untuk segera datang. Diminta segera itu, bukan berarti aku dibutuhkan Muhaimin, tapi teman-teman mungkin sudah kangen ma aku...hehehe (G-R)
Namun, apa hendak dikata, ketika separuh perjalanan, Allah SWT berkehendak lain. Ketika sudah nyampek di sebelah timur kecamatan Ganding, hujan turun begitu lebat. Hujan turun mulai pukul 10.00 hingga baru reda berkisar pukul 14.00. Padahal, berdasarkan informasi dari teman, pukul 13.00 Muhaimin Iskandar sudah berada di Annuqayah dan sudah memulai acara. Karena hujan itu, aku harus berdiam seorang diri hingga benar-benar reda.
Yah.....mungkin masih belum waktunya Allah SWT akan memberikan kesempatan kepadaku. Rencana bertemu dengan Muhaimin Iskandar, gagal. Tetapi, aku masih berterima kasih kepada Allah atas segala nikmat yang telah dan akan diberikan. Aku sadar bahwa hidup ini bukan matematika, apa yang direncanakan belum tentu sesuai dengan rencana.
KOMENTAR