body { font: normal normal 12px 'Roboto', sans-serif; color: #000000; background: #FFF none repeat scroll top left; } .header-button { display: block; height: 60px; line-height: 60px; background: #010048; }

Guru Yang Tak Lagi Guru

”Guru yang tak tahan kritik boleh masuk keranjang sampah. Guru bukan Dewa dan selalu benar, dan murid bukan kerbau”.   ITULAH sala...

”Guru yang tak tahan kritik boleh masuk keranjang sampah. Guru bukan Dewa dan selalu benar, dan murid bukan kerbau”.

 ITULAH salah satu bait yang saya tangkap dari film Gie. Sebenarnya, saya ingin berlama-lama hingga tuntas nonton film tahun 2005 itu. Bukan karena saya tidak pernah menonton. Pada tahun 2007 silam, saya pernah nonton bersama dengan teman-teman mahasiswa di Komisariat PMII Guluk-Guluk, Sumenep. Tapi waktu itu, saya belum suka nonton film. Kini, bertepatan dengan HUT PGRI ke-68, ingin nonton kembali film yang disutradarai Riri Riza, dan dibintangi Nicholas Saputra yang berperan sebagai Soe Hok Gie.
Selasa malam saya menonton ulang film itu.  Namun, tak selang beberapa lama listrik PLN Sampang kembali mati. Akhirnya, teman saya Fandri Ardiyansyah (Direktur sekaligus redaktur Suara Madura) setelah mendapat instruksi dari Direktur Utama Suara Madura mengontak petugas dari PLN. Selain memang listrik sering padam, kali ini bukan karena dari PLN padam tapi karena konsleting listrik pada spidu meter.
Soe Hok Gie dilahirkan di Djakarta, 17 Desember 1942 dan meninggal di Gunung Semeru, 16 Desember 1969 ketika masih berumur 26 tahun. Saya tidak begitu tahu tentang Soe Hok Gie. Buku catatan harian dia ”Catatan Harian Sang Demonstran” sudah tidak ada pada saya lagi. Dipinjam teman lalu tak kembali.
Selama ini, guru selalu disanjung, dipuja dan dipuji. Guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa. Begitulah bahasa yang selalu dilontarkan untuk memuji dan menghormati guru. Apalagi, pemahaman kita guru harus dihormati dan bahkan apapun perintahnya adalah kewajiban yang tak bisa dibantah. Seakan titah guru adalah firman suci.
Sebaliknya, posisi murid atau siswa adalah objek. Murid harus mengikuti titah guru. Kebenaran ada ditangan guru. Murid tidak boleh membantah. Mengelak perintah guru adalah penghiatan. Instruksi guru adalah perintah raja. Jika menolak titah guru, nilai akan dikurangi, tidak naik kelas atau bahkan akan mendapat kekerasan, pukulan dan tamparan.
Suatu ketika sewaktu saya duduk di bangku sekolah SMA, saya memiliki teman kritis dan memiliki kemampuan diluar kemampuan teman-teman sekelas. Paling tidak, lebih cerdas dan pintar dibandingkan dengan saya. Setiap materi yang disampaikan oleh guru tidak sesuai dengan pikiran dia, pasti akan diprotes.
Namun, ke kritisan dia menjadi hilang setelah pada nilai ujian anjlok, jeblok dan turun drastis. Dengan kecerdasan dan kekritisannya, dia telah mempermalukan guru dalam kelas. Dasar guru pendendam, akhirnya nilai hasil ujian kelas pada raport turun. Angka 9 menjadi 6. Semua materi pelajaran yang dipegang dia, nilai ujian menjadi turun.
Akhirnya, teman saya tadi tak lagi berani memberontak, tak lagi cerdas dan tak lagi menyangkal dengan titah guru. Semua kata guru dia ikuti. Nah, kini nilai ujian di raport kembali naik. Sikap lugu telah menyebabkan nilai ujian pelajaran menjadi lebih baik.
Sikap berani membrontak pada kesewenang-wenangan, pada diri teman saya hilang. Sikap kritis yang selama ini tertanam, telah tumpul. Selain tumpul karena sifat dirinya yang bukan pemberani, juga telah ditumpulkan oleh guru kelasnya. Barangkali, dia lupa dengan Presiden Soekarno bahwa Indonesia menjadi bebas dan Merdeka karena keberanian Soekarno melawan penjajah, melawan kesewenang-wenangan dan ketidakadilan.
Tetirah dari sang guru bukan lagi mengispirasi, sebaliknya justru menumpulkan daya imajinasi, kreatifitas. Guru berubah menjadi tongkat pukul atau penggaris yang membuat tangan merah. Lebih dari itu, menjadi semacam hantu menakutkan yang memaksa murid berselimut menggigil di kolong tempat tidur.
Lantas apa guna murid dengan keriangannya berangkat ke sekolah membawa bulpoin, kertas dan gundukan cita-cita untuk dihaturkan ke guru? Barangkali guru perlu belajar mengidentifikasi ke-guru-annya, karena daya tawar guru bisa menjadi penyakit yang tumpul dan memandulkan. Buang saja kurikulum basi yang tak layak konsumsi itu, resapi masing-masing keunikan murid dan katakan, ”selamat datang para pelopor” seperti guru Laskar Pelangi. Guru bukan tumpukan buku berdasi dan bergincu menor.
Saya teringat kalimat Pramoedya yang tua itu, ”Seorang terpelajar harus juga berlaku adil sudah sejak dalam pikiran, apalagi dalam perbuatan,” sungguh manis bukan. Secara sederhana saya pahami bahwa kejujuran Pram tersebut harus dicecap baik-baik oleh guru sebagai manusia yang berpendidikan. Adil dalam arti yang sebenar-benarnya, proporsional, saya pikir proporsianalitas guru tak harus memiliki kompetensi secara sungguh-sungguh dibidang yang ia empu, tapi harus mampu menciptakan suatu kondisi surgawi bagi para anak didik. Dimana murid bisa menaruh cita dan asa-nya, termotivasi dan bangga memiliki guru.
 Ya, barangkali tak banyak orang yang bangga kepada gurunya sendiri, bisa jadi saya juga demikian. Karena guru bukan lagi sebagai motivator ulung yang mampu menyihir para muridnya, guru bukan lagi guru yang asali. Saya tak punya solusi jitu untuk membalik keadaan ini, tapi setidaknya kita bisa menarik diri kita sendiri dari hiruk pikuk sistem dan kembali menjadi manusia bernurani. Yang memiliki cita dan mimpi-mimpi, kembali menjadi kecil. Karena guru sendiri adalah murid dari anak didiknya. Semoga kita bisa kembali bermimpi... Ah, andai saja.
BUSRI TOHA


KOMENTAR

banner Selamat Datang di busritoha.blogspot.com semoga bermanfaat
Nama

ARTIKEL,13,Catatan Harian,10,Cerita,6,JENDELA,33,lucu,3,News,11,OPINI,34,
ltr
item
Busri Toha: Guru Yang Tak Lagi Guru
Guru Yang Tak Lagi Guru
Busri Toha
http://busritoha.blogspot.com/2014/02/guru-yang-tak-lagi-guru.html
http://busritoha.blogspot.com/
http://busritoha.blogspot.com/
http://busritoha.blogspot.com/2014/02/guru-yang-tak-lagi-guru.html
true
8564605806601913725
UTF-8
Loaded All Posts Not found any posts VIEW ALL Selengkapnya Balas Cancel reply Hapus Oleh Beranda Halaman Postingan View All RECOMMENDED FOR YOU LABEL ARCHIVE CARI ALL POSTS Not found any post match with your request KEMBALI KE BERANDA Minggu Senin Selasa Rabu Kamis Jum'at Sabtu Sun Mon Tue Wed Thu Fri Sat January February March April May June July August September October November December Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec just now 1 minute ago $$1$$ minutes ago 1 hour ago $$1$$ hours ago Yesterday $$1$$ days ago $$1$$ weeks ago more than 5 weeks ago Followers Follow THIS CONTENT IS PREMIUM Please share to unlock Copy All Code Select All Code All codes were copied to your clipboard Can not copy the codes / texts, please press [CTRL]+[C] (or CMD+C with Mac) to copy