body { font: normal normal 12px 'Roboto', sans-serif; color: #000000; background: #FFF none repeat scroll top left; } .header-button { display: block; height: 60px; line-height: 60px; background: #010048; }

Sinergisme Pendidikan dan Kebudayaan

PERSOALAN pendidikan tetap akan menarik untuk diperbincangkan dan akan menjadi sorotan publik yang selalu aktual. Apalagi sistem pend...



PERSOALAN pendidikan tetap akan menarik untuk diperbincangkan dan akan menjadi sorotan publik yang selalu aktual. Apalagi sistem pendidikan kita acapkali mengalami perubahan setiap tahun, walau pada kenyataannya masih saja menampakkan bahwa pendidikan kita jauh dari cita-cita yang kita inginkan. Ddalam perjalanannya, pendidikan kita terseok-seok seperti negeri yang baru merdeka. Bahkan yang lebih memprihatinkan, hasil kajian-kajian menunjukan bahwa kwalitas pendidikan, terutama di kepulauan Madura, amat jauh berada dilevel bawah dibandingkan dengan daerah-daerah lain.
Melemahnya kwalitas pendidikan masyarakat Madura tidak terlepas dari pengaruh sistem pendidikan nasional, di mana sistem pendidikan nasioal jauh dari akar budaya. Pada gilirannya, anak didik sebagai generasi yang diharapkan menjadi suri tauladan didaerahnya, terasing dari lingkungan masyarakatnya sendiri. Pendidikan yang tidak berlandaskan kebudayaan akan menghasilkan generasi yang tercerabut dari kehidupan masyarakatnya sendiri. Anak didik pandai di negeri orang, tetapi bodoh di negeri sendiri.
Realitas tersebut merupakan implikasi dari perubahan sistem pendidikan kita yang hanya mengandalkan pada silabus yang mengarah pada satu sistem pendidikan dan tidak berlandaskan pada kebudayaan, itu akan menghasilkan anak didik yang mekanik seperti mesin, serta manusia-manusia yang orientasi pemikirannya pada kerja, bukan pengetahuan.
Dengan kata lain, sistem pendidikan kita memberi kesan bahwa kesuksesan sebuah proses pendidikan hanya terletak pada satu instrumen teknis-operasional, yakni kurikulum. Lembaga pendidikan yang tidak mengacu pada kurikulum yang telah ditetapkan oleh pusat (Mendiknas) maka proses pendidikan yang dijalankan akan mengalami kegagalan. Sehingga masyarakat Madura yang beragam dan agamis serta lebih mengedepankan nilai-nilai kebudayaan disulap menjadi masyarakat yang lupa pada akar budayanya. Tak jarang orang Madura yang tidak tahu bahasa Madura. Tidak sedikit putra-putri Madura yang tidak mengerti kebudayaan Madura. Bahkan ada yang merasa asing dengan tanah kelahirannya sendiri.
Selain sistem pendidikan tersebut menghasilkan anak didik yang melupakan kebudayaannya sendiri, yang lebih parah, justru anak didik cendrung bersikap individualis. Nilai-nilai budaya yang mengandung semangat kebersamaan sesuai dengan substansi pendidikan untuk mencerdaskan bangsa secara menyeluruh berubah haluan menjadi manusia yang berorientasi kerja. Bersekolah dan berkuliah hanya untuk mendapatkan pekerjaan, bukan menjadi manusia terdidik yang cerdas secara intelektual, emosional, dan spritual.
Dari itu, sistem pendidikan yang hanya bergantung pada satu instrumen tersebut, atau lebih tepatnya disebut dengan sistem pendidikan individual itu, tidak akan mampu mencerdaskan dan mengangkat derajat masyarakat Madura khususnya dan bangsa secara menyeluruh. Hal tersebut menjadi faktor utama, karena sistem pendidikan yang dihasilkan selama ini hanya berangkat dari konsep segelintir orang yang cendrung meniru pola pikir dari barat bukan dari hasil pengamatan dan penelitian terhada budaya, terutama di Madura.

Pendidikan Berbasis Kebudayaan
Berlandaskan uraian yang dihasilkan dari pengamatan dan kajian-kajian di muka, sudah semestinya kita memiliki trobosan-trobosan pemikiran strategis yang lebih mengedapankan nilai-nilai kebudayaan. Memang, model yang akan kita laksanakan akan tetap mengacu pada sistem pendidikan nasional dalam aspek pengembangannya, namun tetap mengoptimalkan dan menghargai ruang-ruang kebersamaan seperti belajar kelompok sehingga kecerdasan kognitif, afektif, dan psikomotorik dapat dimiliki bersama-sama serta anak didik pun tidak hanya memiliki kemampuan kognitif belaka yang mengarahkan pada sikap individualis.
Dengan lain kata, meskipun mencontoh sistem pendidikan nasional, akan tetapi direalisasikan dengan kreativitas yang tidak sama, sebab ekplorasi yang dikembangkan yaitu belajar bersama dan menjadi guru secara besama-sama sehingga ada taken for grantede diantara mereka. Hal ini akan menggugah peserta didik untuk terus belajar dan saling mengisi serta akan dapat menghilangkan kecendurungan putus asa (frustasi) yang sering kali terjadi pada anak didik, terutama, yang belum dewasa.
Sistem ini, tentu saja tidak mengharuskan merubah secara total terhadap kurikulum yang telah dikembangkan selama ini. Sebab titik masalahnya bukan terletak pada kesalahan kurikulum nasional yang dibuat oleh segelintir orang, akan tetapi hilangnya akar kebudayaan seperti nilai-nilai kebersamaan yang natural dalam belajar serta pengarahan pada satu instrumen oprasional yang menggiring peserta didik pada sikap individualis.
Dari itulah, sudah saatnya budaya-budaya lokal dihargai, ditata ulang, dicairkan, dan dirajut kembali. Hanya dengan berlandaskan mekanisme dan trobosan-trobosan tersebut yang bisa mendorong peserta didik pada prilaku kolektif sesuai dengan cita-cita substansial pendidikan. Pada capaian berikutnya, dialektika tersebut dapat mengantarkan peserta didik berbenah diri dan meningkatkan sumber daya manusianya.
Tanpa mengoptimalkan pendidikan yang berbasis kebudayaan tersebut, anak didik kita akan kehilangan rasa sosialnya dan akan terus semakin jauh dari masyarakatnya sendiri. Dan penataan ulang terhadap sistem pendidikan yang lebih mengarah pada budaya tersebut membutuhkan sumbangan pemikiran dari semua pihak yang berkompeten dalam dunia pendidikan. (*)
BUSRI TOHA



KOMENTAR

banner Selamat Datang di busritoha.blogspot.com semoga bermanfaat
Nama

ARTIKEL,13,Catatan Harian,10,Cerita,6,JENDELA,33,lucu,3,News,11,OPINI,34,
ltr
item
Busri Toha: Sinergisme Pendidikan dan Kebudayaan
Sinergisme Pendidikan dan Kebudayaan
Busri Toha
http://busritoha.blogspot.com/2014/02/sinergisme-pendidikan-dan-kebudayaan.html
http://busritoha.blogspot.com/
http://busritoha.blogspot.com/
http://busritoha.blogspot.com/2014/02/sinergisme-pendidikan-dan-kebudayaan.html
true
8564605806601913725
UTF-8
Loaded All Posts Not found any posts VIEW ALL Selengkapnya Balas Cancel reply Hapus Oleh Beranda Halaman Postingan View All RECOMMENDED FOR YOU LABEL ARCHIVE CARI ALL POSTS Not found any post match with your request KEMBALI KE BERANDA Minggu Senin Selasa Rabu Kamis Jum'at Sabtu Sun Mon Tue Wed Thu Fri Sat January February March April May June July August September October November December Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec just now 1 minute ago $$1$$ minutes ago 1 hour ago $$1$$ hours ago Yesterday $$1$$ days ago $$1$$ weeks ago more than 5 weeks ago Followers Follow THIS CONTENT IS PREMIUM Please share to unlock Copy All Code Select All Code All codes were copied to your clipboard Can not copy the codes / texts, please press [CTRL]+[C] (or CMD+C with Mac) to copy