body { font: normal normal 12px 'Roboto', sans-serif; color: #000000; background: #FFF none repeat scroll top left; } .header-button { display: block; height: 60px; line-height: 60px; background: #010048; }

Antara Salam dan Kiss Bye

KEBIASAAN b ersalaman atau berjabat tangan tak lagi tren. Seorang sahabat ketika berjumpa dengan sahabat lainnya, tidak lagi mengulurkan t...

KEBIASAAN bersalaman atau berjabat tangan tak lagi tren. Seorang sahabat ketika berjumpa dengan sahabat lainnya, tidak lagi mengulurkan tangan dan langsung berjabat tangan. Bahkan, seorang anak ketika akan berangkat ke sekolah atau mengaji, bukan lagi mencium tangan kepada kedua orang tuanya. Mereka justru melambaikan kedua tangan sambil mengucapkan ”kiss by”, bukan Assalamualaikum.
Suatu ketika, saya pergi ke rumah salah seorang teman di Madura. Saya memang sengaja bermalam di rumah teman. Teman saya ini, memiliki adik yang masih kecil dan masih duduk di bangku sekolah. Setiap pagi, dia harus berangkat ke sekolah.
Sementara, orang tuanya setiap pagi, sebelum pukul 06.00 WIB, sudah berangkat bekerja. Semenjak teman saya ini lulus kuliah, adiknya dipasrahkan orang tuanya agar dia yang mengurus segala kebutuhan dan persiapan berangkat ke sekolah.
Ketika akan berangka sekolah, adiknya itu bukan langsung berjabat tangan kepada kakaknya. Tetapi, sambil memakai sepatu di amper rumahnya, hanya mengucapkan ”Kak, berangkat ya,” begitu kalimat yang disampaikan.
Tradisi bersalama di keluarga teman saya ini, sudah tak lagi diterapkan. Ketika pulang sekolah pun, tidak lagi mengucapkan salam sebagaimana sering dianjurkan oleh guru-guru di sekolah. Padahal, kebiasaan bagus jika dilestarikan adalah termasuk bagian dari kesopanan.
Lain lagi dengan kebiasaan anak di wilayah perkotaan. Barangkali ini tidak merata. Mereka justru lebih mengucapkan kata-kata ”kiss by” ”da papa dan da mama”. Bukan berjabat tangan dan mencium tangan kedua orang tuanya. Memang, semua itu tidak salah dan tidak ada yang melarang.
Suatu ketika, saya bepergian ke suatu daerah di luar Madura. Saya datang ke rumah kerabat saya yang telah lama tinggal di luar Madura. Dia memiliki anak yang juga masih duduk dibangku sekolah. Menariknya, tradisi yang pernah mereka lestarikan itu, ketika sudah berada di luar Madura, sudah musnah (dimusnahkan). Anaknya yang masih duduk di bangku sekolah, tak lagi diajarkan bagaimana sungkem terhadap orang tua. ”Itu kan tidak wajib. Hanya kebiasaan saja. Yang penting anak tetap patuh terhadap orang tua,” begitu kata famili saya itu.
Ya, tradisi itu bukanlah suatu kewajiban. Padahal tempo dulu, waktu saya masih asyik ke sekolah. Kebiasaan itu seakan menjadi wajib dari almarhum kedua orang tua saya. Jika tidak berjabat tangan, tidak sungkem pada orang tua, pasti akan dimarahi. Orang tua saya berprinsip, Ridhallahi fi ridhal wa lidain.
Konon, tempo dulu anak di Madura ketika akan berangkat ke sekolah atau keluar dari rumah untuk bepergian demi kepentingan tertentu, selalu sungkem dengan berjabat tangan kepada kedua orang tuanya. Bahkan, jika akan pergi jauh, sungkem bukan hanya kepada keuda orang tua tetapi kepada guru alif atau guru ngaji yang telah mendidiknya.
Lebih ekstrim lagi, jauh hari sebelum bepergian, anak sebelum berangkat telah memberitahukan kepada kedua orang tuannya. Tujuannya, agar di doakan dan memperoleh ridha dari orang yang telah mengandung selama kurang lebih sembilan bulan.
Namun, kini semua itu sepertinya nyaris tiada tersisa. Anak bukan lagi bersalaman dan sungkem kepada kedua orang tau dan guru saat akan bepergian. Anak-anak lebih meniru kebiasaan yang ada dalam iklan dan film di televisi.
Memang, kebiasaan tersebut bukanlah tindakan yang salah dari seorang anak. Sama sekali tidak keliru. Tapi, alangkah lebih baik mempertahankan tradisi lama yang lebih baik dan menghilangkan tradisi baru yang negatif.
Dalam konteks ini, sebenarnya orang tua memiliki peranan penting untuk mengingatkan anak agar berjabat tangan kepada kedua orang tua. Begitu pula, dalam konteks persahabatan, maka kawan yang lupa segera diingatkan dengan langsung berjabat tangan. Kita memang sering, ketika akan berjabat tangan, orang yang akan diajak berjabat tangan sedang tidak sadar. Baru ditegor, dia berjabat tangan.
Berjabat tangan bisa dilakukan siapa saja. Bukan hanya orang tua kepada anak dan anak kepada orang tua. Bukan pula hanya dalam persabahatan tetapi dengan orang yang tak kenal sekalipun, berjabat tangan dapat dilakukan.
Saya kemudian menjadi teringat dengan sebuah hadist. Hadist ini saya tidak hafal. Tetapi, saya pernah mendengar ketika berada di Pesantren dulu. Akhirnya saya mencoba otak atik kembali di buku-buku dan kitab-kitab pesanten. Ternyata, berjabat tangan merupakan anjuran dari proklamator Islam Nabi Nuhammad SAW. ”Adalah sahabat Nabi SAW apabila mereka bertemu, mereka saling berjabat tangan, dan apabila kembali dari perjalanan mereka saling berangkulan.” (HR. at-Thabrani).
Bagia saya, ini menunjukkan bahwa berjabat tangan adalah bagian dari melakukan interaksi sosial dengan orang lain. Berjabat tangan akan semakin mempererat hubungan kita dengan orang lain. Selain itu, Allah akan memberikan ampunan terhadap dosa-dosa orang berjabat tangan.
Rasulullah bersabda: ”Tidaklah dua orang muslim bertemu kemudian berjabat tangan melainkan telah diampuni dosa-dosa keduanya sebelum mereka berdua berpisah” (HR. at-Tirmidzi dan dishahihkan oleh Al-Albany).

Konon, ketika seseorang berjabat tangan bahwa akan ada pengaruh yang terjadi pada koneksi saraf. Hasilnya, otak akan memproduksi hormon kebahagian yang memberikan rasa bahagia kepada kedua belah pihak. Selamat berjabat tangan.

Oleh BUSRI TOHA


KOMENTAR

BLOGGER: 2
Loading...
banner Selamat Datang di busritoha.blogspot.com semoga bermanfaat
Nama

ARTIKEL,13,Catatan Harian,10,Cerita,6,JENDELA,33,lucu,3,News,11,OPINI,34,
ltr
item
Busri Toha: Antara Salam dan Kiss Bye
Antara Salam dan Kiss Bye
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhbGmgaEqhITHzlUOhEt_dae26OLBO6jvEW-NKp-y6xAn39J1UA9K0GEG6KoCKyjhQSfPx1oVsSEaGBvQTMhzgKFIVIJ63rM4HkCUSJS1j19B4vw8qrX2GMUtx20sG4abhfV06VRkpPnYw/s1600/ILUSTRASI.jpg
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhbGmgaEqhITHzlUOhEt_dae26OLBO6jvEW-NKp-y6xAn39J1UA9K0GEG6KoCKyjhQSfPx1oVsSEaGBvQTMhzgKFIVIJ63rM4HkCUSJS1j19B4vw8qrX2GMUtx20sG4abhfV06VRkpPnYw/s72-c/ILUSTRASI.jpg
Busri Toha
http://busritoha.blogspot.com/2014/05/antara-salam-dan-kiss-bye.html
http://busritoha.blogspot.com/
http://busritoha.blogspot.com/
http://busritoha.blogspot.com/2014/05/antara-salam-dan-kiss-bye.html
true
8564605806601913725
UTF-8
Loaded All Posts Not found any posts VIEW ALL Selengkapnya Balas Cancel reply Hapus Oleh Beranda Halaman Postingan View All RECOMMENDED FOR YOU LABEL ARCHIVE CARI ALL POSTS Not found any post match with your request KEMBALI KE BERANDA Minggu Senin Selasa Rabu Kamis Jum'at Sabtu Sun Mon Tue Wed Thu Fri Sat January February March April May June July August September October November December Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec just now 1 minute ago $$1$$ minutes ago 1 hour ago $$1$$ hours ago Yesterday $$1$$ days ago $$1$$ weeks ago more than 5 weeks ago Followers Follow THIS CONTENT IS PREMIUM Please share to unlock Copy All Code Select All Code All codes were copied to your clipboard Can not copy the codes / texts, please press [CTRL]+[C] (or CMD+C with Mac) to copy