DALAM institusi pemerintah terdapat lingkaran Iblis dan lingkaran Malaikat. Lingkaran iblis selalu berusaha menguatkan satu sama l...
Sementara,
lingkaran Malaikat terkesan lemah. Mereka tak memiliki strategi untuk
menenggelamkan kelompok Iblis. Meski ada strategi tapi tidak dilakukan dengan
maksimal, tidak ngotot. Padahal, untuk menenggelamkan lingkaran setan harus
benar-benar terencana dan sistimatis. Tak boleh goyah. Agar tak tinggal nama.
Dari
saking lemahnya, justru lingkaran Malaikat terperangkap dengan lingkaran setan.
Mereka telah membentuk sistem baru, membuat komunitas berbeda. Berbaju Malaikat
berjiwa Iblis. Sok suci, sok kiai, sok tak mau uang haram, jika diberikan
dengan tangan terbuka. Beda bila di bawah meja, diterima dengan lapang dada.
Saya
teringat dengan kasus ketika iblis atau Setan dilempar dari Surga ke dunia.
Setan dilempar karena tidak mau bersujud kepada Nabi Adam sesuai dengan
perintah-Nya. Setan telah membangkang terhadap perintah Tuhan. Pembangkangan setan karena merasa lebih baik dari pada manusia. Mungkin
saja, Setan tidak mau bersujud kepada selain Allah.
”Sujudlah
kamu kepada Adam, maka sujudlah mereka kecuali Iblis. Dia adalah dari golongan
jin, maka ia mendurhakai perintah Tuhannya. Patutkah kamu mengambil dia dan
turanan-turunannya sebagai pemimpin selain daripada-Ku, sedang mereka adalah
musuhmu? Amat buruklah iblis itu sebagai pengganti bagi orang-orang yang zalim.(QS.Al-Kjahfi : 50)
***
Setan
sungguh luar biasa. Setan tidak pernah mengumpat manusia jika gagal mengganggu
manusia. Setiap saat, setan dengan penuh sabar terus menjadi penggoda dan
mengajak manusia pada tindakan yang dilarang oleh Allah. Jika satu kali gagal,
beberapa saat kemudian dia kembali lagi. Menggoda dan menjerumuskan pada Neraka.
Kegagalan
bukan membuat setan berputus asa. Dia tidak pernah putus asa untuk mengganggu
manusia. Meski manusia menjelek-jelekkan Setan, hingga mengusirnya, dia tidak
pernah berhenti menjadi makhluk pengganggu. Dia tidak marah karena manusia
tidak mengikuti bujukannya. Justru, dia datang kembali dan merayunya lagi.
Berbagai strategi terus dilakukan. Begitulah Setan. Semangat memperjuangkan
tugasnya tak pernah surut.
Berbeda
dengan Malaikat. Dalam sebuah hadist Hasan disebutkan, bahwa Malaikat Jibril
pernah marah. Imam Tirmidzi meriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa Nabi Muhammad
bersabda, ”Manakala Allah menenggelamkan Fir’aun, dia berkata, ’Saya percaya
bahwa tidak ada Tuhan melainkan Tuhan yang yang dipercayai oleh Bani Israil” (QS.Yunus: 90). Malaikat Jibril berkata, ”Wahai Muhammad, seandainya kamu melihatku
mengambil lumpur laut, lalu aku suapkan di mulutnya karena aku takut rahmat
mendapatinya” (Hadist).
Begitulah
salah satu kisah yang pernah saya dapatkan bahwa Malaikat pernah marah. Bukan
berusaha membujuknya agar mendapatkan rahmat Tuhan. Padahal, kalau Setan
menjadi penggoda manusia mulai dari lahir hingga menjelang ajal manusia, tetap
diganggu. Meski selama hidupnya berbuat kebaikan, pada akhirnya Setan tetap berupaya
agar mengikuti jejaknya.
Begitu
pula dengan kasus lingkaran Malaikat di institusi pemerintah. Bagi saya, tidak
semua orang-orang di institusi pemerintah adalah bobrok. Masih sangat banyak
para pejabat yang bersih dan tidak mau dengan uang hasil menjarah hak rakyat.
Kesucian
mereka itu bukan hanya dijadikan contoh oleh yang lain. Tetapi, komunitas
Malaikat harus ikut berjuang membangun sistem dilingkungannya agar bisa
mempengaruhi lingkungan Setan yang bobrok. Mencoba merayu agar lingkaran Setan
berubah menjadi lingkaran Malaikat.
Komunitas
suci dalam institusi Pemerintah, tidak ada salahnya meniru semangat perjuangan Setan
yang pantang menyerah untuk meraih apa yang diinginkan.
Lingkaran
Malaikat harus sama-sama berjuang untuk memberantas tindak pidana korupsi,
kolusi dan nepotisme. Jihad melawan korupsi bukan perkara mudah. Memang butuh
ketekunan dan kesabaran. Tidak ada perjuangan mudah. Menghancurkan lingkaran
Setan harus ada kekuatan penuh, terencana, sistematis, sabar dan pantang
menyerah. Jika KO dalam perjuangan ini, berarti masih belum matang meneladai nilai
perjuangan Iblis yang tekun menjerumuskan manusia ke jurang petaka. (*)
OLEH : BUSRI TOHA
KOMENTAR