body { font: normal normal 12px 'Roboto', sans-serif; color: #000000; background: #FFF none repeat scroll top left; } .header-button { display: block; height: 60px; line-height: 60px; background: #010048; }

MENGHINDARI KAPITALISASI IBADAH, MENGGAPAI HAJI MABRUR

Aku datang memenuhi panggilan-Mu, ya Allah. Aku datang memenuhi panggilan-Mu Tidak ada sekutu bagi-Mu Ya Allah, aku penuhi panggilan...

Aku datang memenuhi panggilan-Mu, ya Allah.

Aku datang memenuhi panggilan-Mu

Tidak ada sekutu bagi-Mu

Ya Allah, aku penuhi panggilan-Mu

Sesungguhnya segala puji, seluruh kenikmatan,

dan semua kekuasaan adalah milik-Mu

Tidak ada sekutu bagi-Mu.

Di musim haji, doa di atas selalu dilantunkan sejak keberangkatan, proses ritual, dan di akhir dari ibadah itu. Seperti musim haji kali ini, terdengar kembali doa itu dilantunkan mereka yang menunaikan ibadah haji ke Baitullah. Doa yang mengandung makna mengagungkan dan mensyukuri segala nikmat yang diberikan Allah.

Dalam Islam, haji adalah rukun kelima setelah syahadat, shalat, zakat, dan puasa ramadhan. Kecuali ibadah haji, empat rukun di atas harus dikerjakan oleh semua umat muslim tanpa terkecuali. Sementara haji diwajibkan melulu bagi orang yang punya kemampuan, baik secara financial maupun psikologi.

Haji tidak hanya ibadah mahdlah, tetapi ritual yang mengandung dimensi sosialistik. Sebab di dalamnya terdapat ritual perjanan simbolik kelahiran serta kematian seorang manusia. Haji dapat dimaknai sebagai Thariqoh untuk menggapai ridha ilahi. Dalam ritual, kesadaran ontologis begitu penting. Begitupun dalam ibadah haji. Kesadaran sebagai hamba Allah dan kesadaran social bahwa seseorang merupakan bagian dari umat dirangsang melalui ritual jutaan manusia mengelilingi Baitullah itu.

Dari itu, setiap jamaah haji mesti ingat terhadap posisi dirinya sebagai hamba Allah yang memiliki berbagai kekurangan. Sehingga, sikap menyombongkan diri karena telah mampu menunaikan ibadah haji dengan biaya mahal harus ditanggalkan sebagaiman tergambar dalam pakaian Ihram.

Ihram adalah termasuk rukun haji. Ihram dimulai dari miqot (tempat atau garis memulai berihram). Saat ihram, semua pakaian harus dilepaskan dan ditinggalkan dan diganti dengan sehelai kain putih yang sangat sederhana sebagai simbol ketaqwaan. Baju ini yang terdiri dari kain katun yang tidak dijahit dan salah satunya harus dililitkan kepinggang, mencapai kebawah lutut, sedang yang lain disandangkan bebas pada pundak dan kepala dibiarkan tidak tertutup.

Rukun tersebut sangat terang bahwa kesombongan dan kecongkakan sangat dilarang. Dengan berpakaian itu, manusia seakan tidak ada artinya. Kita hanya dituntut untuk bertaqwa kepada Allah. Tidak ada perbedaan derajat tinggi-rendah, kaya-miskin, atasan-bawahan, yang berpangkat dan tidak, semuanya sama dihadapan-Nya. Dalam ayat Al-quran disebutkan “Dan pakaian taqwa itulah yang paling baik”. (Quran Surat Al-a’raf:26).

Muhammad Asad memberikan ulasan panjang berkaitan dengan pakaian ihram tersebut ”alasan berpakaian semacam itu, bila kita kembali kepada amanat Nabi, adalah agar selama haji tidak terdapat rasa aneh dan janggal antara mereka yang beriman yang berkumpul bersama-sama dari segala penjuru dunia untuk mengunjungi Rumah Tuhan. Tak ada perpedaan ras dan bangsa, kaya dan miskin, tinggi dan rendah, sehingga dengan demikian mereka merasa sesama saudara, sama dihadapan Tuhan dan manusia. (Muhmmada Asad, jalan ke Makkah; Bandung: Mizan, 1993, hlm. 420-421).

* * *

Dengan demikian, bagi para jamaah haji, niatan suci untuk menyempurnakan ibadah dan meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah harus benar-benar tertanam dalam hati jauh sebelum pemberangkatan Haji. Dalam sebuah hadis disebutkan bahwa “tidak sempurna ibadah seseorang dalam hidupnya bila tidak melaksanakan haj”i. Dalam pengantar buku Haji Mistik; Sepertinya Tiada Haji Mabrur di Indonesia (Bekasi, Intimedia, 2002, hlm. 15) yang di editori oleh Sufi Suwandari mengatakan bahwa “Haji adalah tugas sekaligus impian seluruh kaum muslim di seluruh dunia”.

Namun sangat berbeda dengan realitas yang terjadi belakangan ini,yakni semakin banyak-nya di antara para jamaah haji yang keberangkatannya jauh dari esensi dan nilai haji. Mereka tidak lagi murni memenuhi panggilan ilahi. Bukan pula dalam rangka menyempurnakan ibadah dan meningkatkan ketaqwaan. Melainkan, sebagaimana sering kali terjadi dikalangan masyarakat yang pemahamannya lemah, berhaji hanya sekedar karena gengsi. Meraka merasa Gengsi kalau tidak memakai kopyah putih dengan sorban yang serba putih. Misalnya, jika ada tetangganya pergi menunaikan ibadah haji, maka ia pun berusaha keras untuk berangkat haji, meski melalui jalan hutang. Padahal tidak wajib menunaikan ibadah haji bila masih belum mampu, apalagi dengan jalur berhutang yang tidak ada jaminan. Berhutang dengan tanpa jaminan dilarang agama karena menunjukkan bahwa orang tersebut belum memiliki kemampuan untuk berhaji. Mereka hanya karena merasa iri bila tidak memiliki titel “pak haji”. Pemahaman keliru inilah yang sedang berkembang dalam masyarakat.

Tak kalah tragisnya lagi munculnya kapitalisasi ibadah. Di mana, berangkat ke-Baitullah dan Madinatul Munawarah hanya untuk menguak harta dan untuk mendapatkan laba. Tidak jarang para jamaah haji (tentu dengan cara sembunyi-sembunyi agar lepas dari razia) yang membawa dagangan seperti rokok. Setelah sampai di Makkah, Rokok itu dijual dengan harga yang sangat mahal, dan banyak pula barang-barang lain mereka jual. Meski ada razia pada setiap akan naik kapal, namun mereka lolos dari razia. Realitas ini sudah menjadi rahasia umum bagi para jamaah haji. Tentu saja tidak semua jamaah haji. Ironis memang, sebab berhaji yang sejatinya untuk mencari ridha ilahi tapi dijadikan kesempatan menggali rijeki. Maka, orang tersebut, tidak mungkin akan khusyuk, konsentrasi, ketika menunaikan ibadahnya.

Orang yang malaksanakan ibadah haji hanya untuk menguasai bidang perekonomian dan ingin mengumpulkan harta kekayaan, atau karena gengsi, tidak akan pernah mendapatkan ridha Ilahi dan jauh dari haji mabrur. Sedangkan seseorang yang berhaji dengan niat suci dan menyesalkan terhadap segala perbuatan keji dan siap untuk tidak mengulangi kembali perbuatan kejinya akan mendapatkan haji mabrur, yakni haji yang diterima oleh Allah. Dan orang yang mendapatkan haji mabrur telah digambarkan oleh Rasulullah “salah satu tanda haji mabrur adalah setelah kembali si haji lebih baik dari sebelumnya”.

Akhir kata, sangat naif dan rugi orang-orang yang berangkat ke Baitullah hanya karena mencari harta atau gengsi. Kesempatan emas menunaikan ibadah sebagaimana dilakukan Rasulullah tidak dipergunakan dengan sebenarnya untuk beribadah. Inilah tanda dari orang-orang yang tidak mensyukuri kenikmatan yang Allah berikan. Padahal, tidak semua orang mendapatkan kesemapatan beribadah ke-Baitullah, dan belum tentu pula tahun-tahun mendatang Allah akan memberikan peluang kembali menunaikan ibadah haji. Untuk itu, Niatkanlah ke Baitullah benar-benar untuk memenuhi paggilan Allah agar mendapatkan haji mabrur. Kita mendoakan, semoga jamaah haji kita saat ini akan masuk golongan orang-orang yang mendapatkan haji mabrur. Amien.



KOMENTAR

banner Selamat Datang di busritoha.blogspot.com semoga bermanfaat
Nama

ARTIKEL,13,Catatan Harian,10,Cerita,6,JENDELA,33,lucu,3,News,11,OPINI,34,
ltr
item
Busri Toha: MENGHINDARI KAPITALISASI IBADAH, MENGGAPAI HAJI MABRUR
MENGHINDARI KAPITALISASI IBADAH, MENGGAPAI HAJI MABRUR
Busri Toha
http://busritoha.blogspot.com/2008/12/menghindari-kapitalisasi-ibadah.html
http://busritoha.blogspot.com/
http://busritoha.blogspot.com/
http://busritoha.blogspot.com/2008/12/menghindari-kapitalisasi-ibadah.html
true
8564605806601913725
UTF-8
Loaded All Posts Not found any posts VIEW ALL Selengkapnya Balas Cancel reply Hapus Oleh Beranda Halaman Postingan View All RECOMMENDED FOR YOU LABEL ARCHIVE CARI ALL POSTS Not found any post match with your request KEMBALI KE BERANDA Minggu Senin Selasa Rabu Kamis Jum'at Sabtu Sun Mon Tue Wed Thu Fri Sat January February March April May June July August September October November December Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec just now 1 minute ago $$1$$ minutes ago 1 hour ago $$1$$ hours ago Yesterday $$1$$ days ago $$1$$ weeks ago more than 5 weeks ago Followers Follow THIS CONTENT IS PREMIUM Please share to unlock Copy All Code Select All Code All codes were copied to your clipboard Can not copy the codes / texts, please press [CTRL]+[C] (or CMD+C with Mac) to copy