body { font: normal normal 12px 'Roboto', sans-serif; color: #000000; background: #FFF none repeat scroll top left; } .header-button { display: block; height: 60px; line-height: 60px; background: #010048; }

Mesra Itu Menyakitkan

     MEMBINCANG soal korupsi seakan tak pernah tuntas. Selalu menarik dan aktual. Padahal, saya ingin mengakhiri pembicaraan korupsi karen...

     MEMBINCANG soal korupsi seakan tak pernah tuntas. Selalu menarik dan aktual. Padahal, saya ingin mengakhiri pembicaraan korupsi karena terlalu melukai nurani bangsa ini. Tapi, jika ditutup dan tidak didiskusikan lagi, justru bisa jadi kita kehilangan solusi.
Mungkin anda juga sudah bosan. Setiap saat selalu mendengar, membaca berita, melihat atau bahkan melakukan tindak korupsi. Karena koruptornya belum juga bosan menjarah uang rakyat, maka tidak boleh bosan pula berbicara atau memperjuangkan demi pemberantasan korupsi.
Apalagi, baru 9 Desember 2013 kemarin, Hari Anti Korupsi Internasional (HAKI) diperingati. Semua masyarakat Indonesia diajak untuk memperingati HAKI. Berita-berita lokal dan nasional mengajak masyarakat desa untuk berjihad melawan koropsi.
Masyarakat desa yang tidak pernah tahu istilah korupsi, juga diajak memperingatinya. Sebab, soal korupsi bukan hanya tanggung jawab Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Tetapi semua elemen masyarakat berkewajiban memberantas koropsi.
Rakyat desa tidak boleh menggerutu. ”Saya tidak tahu korupsi, hanya tahu soal mencangkul dan bertani, tapi disuruh ikut bertanggung jawab. Tak logislah,”  gerutu salah satu warga desa setelah menonton berita demonstrasi HAKI.
Bapak atau Ibu warga desa yang terhormat. Bukan begitu maksudnya. Ikut bertanggung jawab dalam artian bahwa warga desa harus ikut menegur terhadap atasan jika terindikasi korupsi. Bila terindikasi ada pejabat negara melakukan tindakan menyalahi undang-undang, silahkan ditegur. Begitu sederhananya.
***
Ya begitulah warga desa. Mereka memang benar-benar jujur dan tidak tahu soal uang milliaran rupiah. Tak mengerti soal kasus Hambalang, Simulator SIM di institusi Polri, tidak tahu masalah korupsi yang merugikan uang Negara trilliunan rupiah. Mereka hanya tahu penjualan hasil panen mahal. Ingin harga sembako murah, jalan diperbaiki. Tidak rusak sebagaimana terjadi di pedesaan selama ini. Itu saja yang mereka mengerti dan inginkan. Meski mereka tidak tahu harapan itu kadang hanya menjadi angin lalu ditelinga pejabat, tetap saja berharap. Seperti harapan hampa.
Saya memiliki seorang teman. Dia berprofesi sebagai kuli bangunan,  lahan dan lain sebagainya. Kerja serabutan. Setiap pagi, dia berpindah-pindah lahan untuk mencangkul ladang milik tetangganya. Pekerjaan itu, dia lakukan dan tekuni. Ketekunan akan memperoleh barokah.
Setiap pukul 07.00 WIB, dia sudah sepakat dengan sang pemilik lahan akan memulai bekerja. Kebiasan warga di Madura, terutama di desa saya, pekerja datang lebih awal dibandingkan dengan pemilik lahan. Namun, bagi teman saya itu, malah selalu mengulur waktu. Pukul 07.30 baru tiba di lokasi. Kebiasaan itu terus menerus dia lakukan.
Bagi saya, bukan persoalan kebiasaan dan biasa dimaafkan. Bukan masalah mencuri waktu sebentar. Sebab, sebentar atau lama, tetap namanya mencuri waktu. Kebiasaan kecil akan menjadi kebiasan lain yang lebih besar jika terus dibiarkan tanpa ada perubahan. Perubahan dari diri sendiri maupun system.
Kita ambil contoh yang lebih besar lagi. Kepala desa, kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT), anggota dewan, bupati, pejabat dan lain-lain. Mereka awalnya hanya mencuri sesuatu yang kecil. Misal, pembuatan KTP, masih saja harganya ditambah dibandingkan dengan harga yang ditetapkan pemerintah.
Penambahan harga tidak besar. Kadang hanya Rp 1000, Rp 5 ribu hingga 100 ribu per KTP, misalnya. Toh, warga yang membuat KTP juga tak mungkin rugi atau protes jika hanya dipotong Rp 1000. Ini kebiasan kecil pula. Tetapi kalau sampai 20 ribu KTP, wah itu benar-benar menambah penghasilan. Kebiasaan kecil dengan penghasilan besar.
Ya begitulah barangkali soal korupsi ini selalu menarik dibicarakan. Ibarat sebuah berita. Setiap berita memiliki nilai berita (news value). Nilai berita terdapat unsur waktu (timeless), luas akibat (impact) dan termasuk unsur kedekatan (nearness).
Nilai berita berupa kedekatan, merupakan letak tempat atau kejadian. Dekat dengan pembaca dan kedekatan keperluan atau kepentingan pembaca. Pembaca akan lebih tertarik membaca berita-berita yang ada kedekatan dengannya.
Kita bisa mengambil contoh, dalam satu media terdapat berita tentang kasus korupsi di Jakarta. Tetapi, pada berita daerah, kepala desa dituduh menjarah uang rakyat. Maka, pembaca, minimal di wilayah desa itu, akan lebih tertarik membaca terlebih dahulu soal korupsi kepala desa itu.
Barangkali begitu pula dengan soal korupsi. Menjadi hangat dan menarik diperbicangkan karena mungkin sudah ada kedekatan pada semua lapisan masyarakat. Korupsi merajalela mulai dari tingkat pimpinan tertinggi hingga tingga desa. Dari organisasi mahasiswa hingga kumpulan sarwah. Dari organisasi professional hingga organisasi tahlilan. Semua terjangkit korupsi. Subhanallah…!
Kita terlalu mesra dengan korupsi. Kita terlalu bangga dengan korupsi. Kadang kita dengan penuh bangga bercerita telah mengkorupsi uang rakyat. Memamerkan kebanggaan diri karena berhasil dan tak diketahui secara hukum. Seakan hebat dan top. Padahal, dibalik kebanggaan itu, menyisakan luka pada jutaan rakyat Indonesia. Dibalik kemesraan dan senyum bahagia karena berhasil mengemplang uang rakyat tanpa ada yang tahu, telah ”melinggis” nurani bangsa Indonesia. (*)

OLEH BUSRI TOHA




KOMENTAR

banner Selamat Datang di busritoha.blogspot.com semoga bermanfaat
Nama

ARTIKEL,13,Catatan Harian,10,Cerita,6,JENDELA,33,lucu,3,News,11,OPINI,34,
ltr
item
Busri Toha: Mesra Itu Menyakitkan
Mesra Itu Menyakitkan
Busri Toha
http://busritoha.blogspot.com/2014/03/mesra-itu-menyakitkan.html
http://busritoha.blogspot.com/
http://busritoha.blogspot.com/
http://busritoha.blogspot.com/2014/03/mesra-itu-menyakitkan.html
true
8564605806601913725
UTF-8
Loaded All Posts Not found any posts VIEW ALL Selengkapnya Balas Cancel reply Hapus Oleh Beranda Halaman Postingan View All RECOMMENDED FOR YOU LABEL ARCHIVE CARI ALL POSTS Not found any post match with your request KEMBALI KE BERANDA Minggu Senin Selasa Rabu Kamis Jum'at Sabtu Sun Mon Tue Wed Thu Fri Sat January February March April May June July August September October November December Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec just now 1 minute ago $$1$$ minutes ago 1 hour ago $$1$$ hours ago Yesterday $$1$$ days ago $$1$$ weeks ago more than 5 weeks ago Followers Follow THIS CONTENT IS PREMIUM Please share to unlock Copy All Code Select All Code All codes were copied to your clipboard Can not copy the codes / texts, please press [CTRL]+[C] (or CMD+C with Mac) to copy