body { font: normal normal 12px 'Roboto', sans-serif; color: #000000; background: #FFF none repeat scroll top left; } .header-button { display: block; height: 60px; line-height: 60px; background: #010048; }

Ustadz Kitab Kuning Kampungan

www.google.co.id SUATU ketika, ada seorang warga datang kepada s aya. Kedatangan tetangga dekat ini untuk meminta pandapat atau petuah ...

www.google.co.id
SUATU ketika, ada seorang warga datang kepada saya. Kedatangan tetangga dekat ini untuk meminta pandapat atau petuah tentang anaknya yang baru lulus SMA/MA. Tetangga yang berprofesi sebagai petani ini berencana akan mengkuliahkan anaknya.
Di desa saya, sudah menjadi biasa jika seseorang akan menyekolahkan atau memberangkatkan anaknya ke pondok pesantren, pasti akan meminta pertimbangan kepada kiai, tokoh masyarakat atau kepada siapapun yang ditokohkan dalam satu desa.
Permintaan pertimbangan kepada seseorang yang ditokohkan adalah keharusan. Ketika tidak meminta pertimbangan, maka akan dicibir oleh tetangga yang lain. Dianggap sok tahu dan dinilai sudah mau melebihi kiai. Istilahnya, ”oma taoh”, kata orang Madura.
Mereka datang ke kiai untuk meminta waktu atau hari baik pemberangkatan. Meski mereka sudah tahu bahwa semua hari adalah baik. Sebab, semua hari adalah ciptaan Allah SWT. Tapi, mereka tetap tidak mempedulikan. Mereka tetap meminta petunjuk kepada sangkiai itu.
Yang penting, jika mau bebergian untuk mencari ilmu harus meminta petuah terlebih dahulu. Sebab, warga ketika berangkat tidak tepat harinya akan membawa sial. Jika dia mencari ilmu mondok di pesantren, akan tidak kerasan di pesantren atau ada hal lain yang tidak mengenakkan bagi orang tua si anak tersebut.
Namun, kali ini bukan untuk meminta ketentuan waktu sebagaimana orang akan memondokkan anaknya ke pesantren. Tetangga saya ini, justru niat mengkuliahkan anaknya ke lembaga Perguruan Tinggi.
Jika anak saya kuliah, apakah nanti setelah kuliah akan mendapatkan pekerjaan? Apakah tidak akan menjadi petani seperti saya? Jika nanti setelah lulus hanya akan seperti saya sebagai petani, maka tidak perlu kuliah, katanya memulai pertanyaan kepada saya di teras rumah malam hari itu.
Mendapatkan pertanyaan begitu, saya tidak langsung menjawab. Saya terdiam membisu. Fikiran melayang. Jika berkuliah hanya untuk orentasi bekerja bukan untuk mendapatkan tambahan ilmu, rupanya tidak perlu kuliah.
Bagi saya, kuliah adalah untuk mencari ilmu bukan untuk pekerjaan. Memperkokoh ilmu yang telah didapatkan di bangku SMP atau SMA. Soal nanti setelah berkuliah atau setelah di wisuda mendapatkan pekerjaan yang diinginkan, adalah soal lain yang tidak ada kaitannya dengan kuliah. Bahkan, ada orang meraih kesuksesan secara ekonomi, menjadi pengusaha justru tidak lulus kuliah.
Saya benar-benar kebingungan untuk menjawab pertanyaan ini. Jika dijawab dengan menggunakan logika, pasti akan menolak. Sebab, saya tahu bahwa dia bertanya bukan karena butuh jawaban yang logis tetapi karena memang sudah percaya dengan jawaban apapun yang akan diberikan saya.
Namun, jika saya menjawab bahwa nanti tidak akan mendapatkan pekerjaan dan hanya menjadi pengangguran seperti kebanyakan S1 sekarang. Tentu anaknya tidak akan diberi ijin untuk berkuliah.
Insya Allah, nanti putra sampean setelah lulus kuliah akan mendapatkan pekerjaan. Pekerjaan lumayan bagus. Soal apakah nanti akan menjadi petani, yang penting petani yang bermanfaat,” jawab saya dengan santai.
Barangkali, jawaban saya yang tidak masuk akal ini dan saya bukan para normal, sangat manjur. Terbukti, anaknya langsung dikuliahkan dan diperbolehkan masuk Perguruan Tinggi. Ya, sudahlah yang penting anaknya bisa kuliah. Soal nanti mau jadi apa dan lain-lain, saya tidak ngurus. Sebab tujuan kuliah bukan untuk bekerja atau mencari pekerjaan tetapi mencari ilmu. Jika hanya untuk mencari pekerjaan, bukan di kampus atau pesantren, tetapi mencari di bursa lowongan kerja.
Memang, belakangan persepsi masyarakat di Madura mulai berubah. Jika dulu seorang ustadz akan menjadi rebutan para orang tua perempuan untuk dijadikan menantu. Tetapi kini sudah tidak lagi. Justru para ustadz dikucilkan jika hanya bermodalkan sorban dan pandai baca kitab kuning. Ustadz harus memiliki pekerjaan mapan dengan penghasilan tetap dan menjanjikan.
Jika tidak memiliki kemapanan ekonomi, bisa jadi seorang ustadz tidak dipedulikan oleh masyarakat. Ya, modal pandai membaca kitab kuning sudah dianggap klasik dan tidak menjadi jaminan untuk kesejahteraan. Barangkali begitu sikap masyarakat sekarang yang lebih melihat materi untuk memperoleh kesejahteraan.
Menjadi seorang ustadz yang menguasai kitab kuning, meski dihormati, namun secara diam-diam sudah dianggap kampungan, kuno, ketinggalan, dan sulit mencari penghasilan yang memadai. Sehingga, bisa saja pandangan masyarakat sekarang ini sudah menganggap bahwa meski pandai dalam ilmu agama, tak perlu menjadi seorang ustadz. Yang penting kepandaian, kepintaran dan pendidikan, bisa menghasilkan uang nantinya untuk bertahan hidup dan lebih kaya dari orang tuanya.

Lantas, apa bedanya dengan politisi yang pandai menghasilkan uang? Pikirku. (*)

Oleh BUSRI TOHA


KOMENTAR

BLOGGER: 2
Loading...
banner Selamat Datang di busritoha.blogspot.com semoga bermanfaat
Nama

ARTIKEL,13,Catatan Harian,10,Cerita,6,JENDELA,33,lucu,3,News,11,OPINI,34,
ltr
item
Busri Toha: Ustadz Kitab Kuning Kampungan
Ustadz Kitab Kuning Kampungan
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhCtX0fuynoCVnW4rJ-BvygsmbmovXCtlqRmCQI3MZ_VjV6oCtiewoyHOsjQHG50SwPTb5SWpqJXuyS8nsiZruBwRWEyg7KXwvO-7glEGBqJl8KB9VbKRP5N8Jkd3QGTAw9QXzQUkSMerg/s1600/Santri+Mambaus+Sholihin+saat+membaca+kitab+kuning...jpg
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhCtX0fuynoCVnW4rJ-BvygsmbmovXCtlqRmCQI3MZ_VjV6oCtiewoyHOsjQHG50SwPTb5SWpqJXuyS8nsiZruBwRWEyg7KXwvO-7glEGBqJl8KB9VbKRP5N8Jkd3QGTAw9QXzQUkSMerg/s72-c/Santri+Mambaus+Sholihin+saat+membaca+kitab+kuning...jpg
Busri Toha
http://busritoha.blogspot.com/2014/08/ustadz-kitab-kuning-kampungan.html
http://busritoha.blogspot.com/
http://busritoha.blogspot.com/
http://busritoha.blogspot.com/2014/08/ustadz-kitab-kuning-kampungan.html
true
8564605806601913725
UTF-8
Loaded All Posts Not found any posts VIEW ALL Selengkapnya Balas Cancel reply Hapus Oleh Beranda Halaman Postingan View All RECOMMENDED FOR YOU LABEL ARCHIVE CARI ALL POSTS Not found any post match with your request KEMBALI KE BERANDA Minggu Senin Selasa Rabu Kamis Jum'at Sabtu Sun Mon Tue Wed Thu Fri Sat January February March April May June July August September October November December Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec just now 1 minute ago $$1$$ minutes ago 1 hour ago $$1$$ hours ago Yesterday $$1$$ days ago $$1$$ weeks ago more than 5 weeks ago Followers Follow THIS CONTENT IS PREMIUM Please share to unlock Copy All Code Select All Code All codes were copied to your clipboard Can not copy the codes / texts, please press [CTRL]+[C] (or CMD+C with Mac) to copy