body { font: normal normal 12px 'Roboto', sans-serif; color: #000000; background: #FFF none repeat scroll top left; } .header-button { display: block; height: 60px; line-height: 60px; background: #010048; }

Hidup dengan Semangat

”Janganlah berputus asa. Tetapi jika anda sampai berada dalam keadaan putus asa, berjuanglah terus meskipun dalam keadaan putus asa” ...



”Janganlah berputus asa. Tetapi jika anda sampai berada dalam keadaan putus asa, berjuanglah terus meskipun dalam keadaan putus asa”

ITULAH salah satu ungkapan Aristoteles (384 SM). Seorang filsuf Yunani itu, seakan terus memberikan motivasi kepada kita agar tetap bersemangat dan tak berputus asa. Dalam kondisi apapun harus tetap optimis.
Suatu ketika, saya pulang ke desa tempat saya dilahirkan. Waktu itu, banyak siswa dan warga terutama petani berdatangan sekedar untuk bermain ke rumah saya. Mulai dari sekedar ingin berdiskusi hingga membicarakan persoalan pertanian yang sering kesulitan pupuk. Para petani curhat betapa sulitnya untuk mendapatkan pupuk di desa.
Sebagai tuan rumah, tentu saja setiap keluhan saya terima. Apapun keluhan mereka, tetap saya ajak diskusi, kadang ada solusi sering pula tak mendapatkan solusi. Nah, dari sekian teman-teman yang datang ke rumah saya itu, terdapat beberapa orang siswa dan mahasiswa datang justru untuk meminjam buku bacaan kepada saya. Bukan untuk berdiskusi atau sekedar silaturrahim.
Mereka mengaku, selama ini sulit untuk mendapatkan buku bacaan. Jika harus pergi ke kota mengunjungi Perpustakaan Daerah (Perpusda), rasanya tidak mungkin karena terlalu jauh. Harus mengeluarkan banyak biaya untuk ongkos perjalanan. Jika menunggu Perpustakaan keliling seperti yang dilakukaan Perpustakaan Daerah Sumenep, tidak mungkin juga. Sebab desa saya terpencil. Apalagi infrastruktur jalan yang sulit dijangkau karena rusak tak diperbaiki.
Kedatangan mereka dengan berbagai keluhan itu, mengingatkan saya ketika masih duduk di bangku sekolah dasar dulu. Waktu itu, setiap pagi saya pasti menyiapkan segala sesuatu untuk kepentingan sekolah. Mulai dari seragam rapi, hingga rambut disisir dan diberi minyak goreng, agar terlihat baru selesai mandi. Bersih.
Ketika malam hari, saya sering membaca buku menggunakan penerang lampu teplok. Saya tidak mempersoalkan lampu penerang yang belum ada listrik itu. Sebab, sekarang PLN sudah masuk desa saya. Tapi, 20 tahun silam itu, saya masih membaca buku-buku yang itu dibaca berulang-ulang hingga bosan karena tidak ada buku lain yang akan dibaca.
Bukan persoalan buku yang dibaca berulang-ulang. Tetapi, saya untuk mendapatkan buku itu sulitnya minta ampun. Saya harus mencari sisa-sisa buku kakek saya. Untung, dari sekolah dulu masih disediakan buku-buku bacaan yang boleh siswa pinjam.
Kini, setelah perkembangan dalam segala bidang begitu maju, teknologi berkembang pesat, ternyata masih banyak siswa dan bahkan mahasiswa kesulitan untuk mendapatkan buku bacaan. Bagi saya, ini apa karena siswa atau mahasiswa yang tidak cerdas dalam mencari buku-buku bacaan atau memang pemerataan pendidikan dari pemerintah belum berjalan maksimal? Semua harus evaluasi.
Realitas lain, ketika saya pergi ke sekolah-sekolah di pedesaan, masih ditemukan siswa, jangankan menggunakan sepatu, memakai sandal saja sudah untung. Bahkan, sandal selingkuh pun mereka gunakan. Bukan sandal selingkuh yang ngetren beberapa waktu lalu. Tapi sandal kocar-kacir karena tak ada alas kaki lain.
Ini kemudian berbeda ketika melihat siswa di wilayah perkotaan, dekat dengan pemerintah kabupaten. Siswa di perkotaan bukan menggunakan minyak goreng untuk menyisir rambutnya. Tapi minyak yang tren masa kini. Tak ditemukan siswa perkotaan dengan sandal selingkuh, dan tidak ditemukan pula siswa kesulitan untuk mendaptkan buku bacaan. Sebab, sangat mustahil siswa atau mahasiswa di perkotaan mengaku kesulitaan mendapatkan buku bacaan. Sebab, dekat dengan perpustakaan daerah dan dekat pula dengan toko-toko buku.
Ya, begitulah realitas yang terlihat (paling tidak dalam perspektif saya) di lapangan. Meski begitu, semua tak boleh putus asa. Siswa dan mahasiswa tidak boleh putus asa. Karena tidak mendapatkan buku bacaan, bukan berarti berdiam diri tapi tetap berusaha untuk mendapatkannya. Pemerintah pun tidak boleh berdiam diri tanpa memberikan perhatian terhadap siswa di wilayah pedesaan.
Sebab, hidup penuh semangat bukan hanya ajaran yang disampaikan oleh murid Plato itu. Islam telah melarang berputus asa. Kondisi apapun harus berupaya survive, bertahan sekaligus lebih maju. Sebab, Tuhan pasti memberikan ujian kepada hamba-Nya sesuai dengan batas kemampuan manusia itu sendiri (QS al-Baqorah:286).
Sesulit apapun menghadapi kondisi hidup, harus tetap berusaha semangat. Siswa dan mahasiswa atau siapapun, tidak boleh mundur dalam menghadapi realitas kehidupan. Pendidikan sebagai bekal hari tua, kata Aristoteles, akan menjadi pesan moral bahwa sarana pendidikan di semua level, kecamatan, kota hingga pedesaan tidak boleh ada perbedaan. Siswa desa harus mendapatkan pendidikan yang sama dengan siswa di perkotaan. (*)

Oleh BUSRI TOHA


KOMENTAR

banner Selamat Datang di busritoha.blogspot.com semoga bermanfaat
Nama

ARTIKEL,13,Catatan Harian,10,Cerita,6,JENDELA,33,lucu,3,News,11,OPINI,34,
ltr
item
Busri Toha: Hidup dengan Semangat
Hidup dengan Semangat
Busri Toha
http://busritoha.blogspot.com/2014/08/hidup-dengan-semangat.html
http://busritoha.blogspot.com/
http://busritoha.blogspot.com/
http://busritoha.blogspot.com/2014/08/hidup-dengan-semangat.html
true
8564605806601913725
UTF-8
Loaded All Posts Not found any posts VIEW ALL Selengkapnya Balas Cancel reply Hapus Oleh Beranda Halaman Postingan View All RECOMMENDED FOR YOU LABEL ARCHIVE CARI ALL POSTS Not found any post match with your request KEMBALI KE BERANDA Minggu Senin Selasa Rabu Kamis Jum'at Sabtu Sun Mon Tue Wed Thu Fri Sat January February March April May June July August September October November December Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec just now 1 minute ago $$1$$ minutes ago 1 hour ago $$1$$ hours ago Yesterday $$1$$ days ago $$1$$ weeks ago more than 5 weeks ago Followers Follow THIS CONTENT IS PREMIUM Please share to unlock Copy All Code Select All Code All codes were copied to your clipboard Can not copy the codes / texts, please press [CTRL]+[C] (or CMD+C with Mac) to copy