body { font: normal normal 12px 'Roboto', sans-serif; color: #000000; background: #FFF none repeat scroll top left; } .header-button { display: block; height: 60px; line-height: 60px; background: #010048; }

Belajar Tega di Terminal

REKREASI ke tempat-tempat wisata, baik wisata religi maupun wisata alam, sangat saya suka. Meski tak mewajibkan diri dalam waktu-waktu...



REKREASI ke tempat-tempat wisata, baik wisata religi maupun wisata alam, sangat saya suka. Meski tak mewajibkan diri dalam waktu-waktu tertentu, tetap saya menyukai dan memastikan selalu mencari lokasi wisata. Menariknya, ketika di lokasi wisata, kadang tidak ingin segera pulang atau pindah ke tempat lain. Ingin rasanya berlama-lama. Tapi, kadang waktu yang membatasi sehingga tak bisa tinggal terlalu lama.
            Di tempat wisata, pamandangan begitu indah membuat mata sejuk memandang. Pemandangan di lokasi wisata baik di pantai pesisir, pegunungan, makam-makam wali (wisata relegi), selalu membuat hati jauh lebih tenang. Bisa rileks. Bisa menghilangkan kejenuhan setelah lima hari dihadapkan pada rutinitas yang menuntut berfikir keras, cerdas dan profesional.
            Kita memang tidak mungkin akan bekerja secara terus menerus. Apapun pekerjaannya. Bekerja butuh waktu rileks agar tak begitu jenuh. Dengan rileks, kecerdasan bisa bertambah. Rekreasi bisa menjadi sumber inspirasi. Inspirasi pada pekerjaan yang menuntut kreatif.
Iya begitulah, dalam pekerjaan butuh istirahat. Saya memang orang yang paling tidak setuju dengan istilah kerja, kerja dan kerja. Hidup tidak hanya untuk bekerja, tetapi butuh istirahat. Jangankan hanya pekerjaan yang bersifat duniawi, dalam shalat saja yang bersifat ukhrawi, masih ada istilah istirahah. Duduk istirahah adalah duduk setelah selesai sujud dalam shalat dan akan berdiri lagi.
Ya, semua memang butuh istirahat. Istirahat bukan berarti tak memiliki optimisme. Optimis bukan identik dengan orang yang tanpa istirahat bekerja secara terus menerus. Manusia bukan robot. Pada diri manusia ada pikiran, rasa dan emosi sehingga butuh refreshing. Sama halnya dengan orang yang akan bepergian. Misalnya, saat akan pergi ke tempat wisata yang jauh, pergi ke Jakarta dari Madura, pergi ke Kalimantan atau perjalanan lain, semua butuh istirahat. Tanpa istirahat, pikiran akan menjadi penat dan tentu saja akan memusingkan kepala.
Suatu ketika, saya pergi ke salah satu lokasi wisata, di Madura sendiri. Di lokasi itu kadang juga ada lelah jika terlalu lama. Lalu, saya mendekat ke tempat orang yang sedang berjualan degan plus es manis. Sehingga, bisa melepaskan dahaga saat panas menyengat, bisa menambah stamina saat badan sedang lelah.
Selesai minum, sebelum membayar, tanya berapa harga terlebih dahulu. Waw, harga tiga kali lipat dari harga biasa di tempat wisata. Sudah di makan, tak bisa ditawar, harus bayar. Mungkin mereka berfikir bahwa orang yang berwisata banyak uang. Sistem tawar menawar dalam jual beli tak berlaku. Sebab, barang sudah digunakan dan tak mungkin dikembalikan.
Kasus semacam ini, harga lebih mahal hingga tiga kali lipat, terjadi di sejumlah lokasi di Indonesia. Baik di tempat wisata, bus, kapal, pesawat ataupun di terminal. Lebih-lebih di terminal, pusat kendaraan hingga pusat manusia yang akan bepergian. Semua ada di terminal. Barang-barang di terminal harganya jauh lebih mahal dibangdingkan dengan lokasi lain.
Agar tidak kecolongan harga dalam membeli barang, ada dua tips yang bisa digunakan ketika akan membeli barang saat di terminal. Barang dagangan yang dijual di terminal ditawar lagi separuh dari harga yang ditawarkan oleh penjual. Kadang, penawaran separuh masih belum mencukupi, sebab seringkali harga barang dikalikan tiga. Umumnya, orang Madura enggan menawar lagi karena sudah di terminal, barang masih ditawar. Padahal, tidak ada salahnya ditawar.
Selain itu, glagat seolah-olah tidak ingin membeli wajib digunakan juga. Jika pedagang mau memberi separuh harga, itu berarti harga barang hanya sepertiga dari harga awal yang ditawarkan oleh pedagang. Dalam kondisi demikian, posisi pembeli sedikit tega menawar harga tiga kali lipat lebih murah dari harga yang ditawarkan pembeli.
Sebenarnya kasus tega menawar dengan lebih murah, tidak hanya terjadi dalam soal jual beli di terminal, tetapi dalam kasus-kasus korupsi, sistem tega memang harus digunakan. Pejabat negara melakukan korupsi uang rakyat, karena sudah tega merampok urang rakyat demi kepentingan pribadi, kelompok dan golongan. Dia tega menjarah uang fakir miskin yang ada di Indonesia.
Anehnya, ketika sang koruptor telah dipenjara, rasa empati muncul dimana-mana. Kalau rasa kasihan hanya disampaikan dalam bentuk kunjungan ke tempat dia dipenjara, barangkali tak terlalu jadi persoalan. Tetapi, yang paling parah justru ingin melindungi dan menghalangi dengan berbagai alasan dan bukti agar tidak dianggap korupsi. Agar dikeluarkan dari penjara. Agar terbebas dari tuduhan korupsi.
Rasa kasihan dan tidak tega boleh dan harus dimiliki dalam setiap diri warga negara. Tetapi melindungi perbuatan yang merugikan masyarakat banyak, maka tak jauh beda dengan pelaku itu sendiri. Satu sisi kita harus belajar tega. Ya, tega tak berarti tak memiliki nurani. Seperti ketika kita tega menawar di terminal, kita harus tega pula menghukum sang korup.
Semoga kita termasuk orang-orang yang dilindungi Allah dari perbuatan-perbuatan yang merugikan bangsa dan Negara. (*)

Oleh: BUSRI TOHA


KOMENTAR

banner Selamat Datang di busritoha.blogspot.com semoga bermanfaat
Nama

ARTIKEL,13,Catatan Harian,10,Cerita,6,JENDELA,33,lucu,3,News,11,OPINI,34,
ltr
item
Busri Toha: Belajar Tega di Terminal
Belajar Tega di Terminal
Busri Toha
http://busritoha.blogspot.com/2014/03/belajar-tega-di-terminal.html
http://busritoha.blogspot.com/
http://busritoha.blogspot.com/
http://busritoha.blogspot.com/2014/03/belajar-tega-di-terminal.html
true
8564605806601913725
UTF-8
Loaded All Posts Not found any posts VIEW ALL Selengkapnya Balas Cancel reply Hapus Oleh Beranda Halaman Postingan View All RECOMMENDED FOR YOU LABEL ARCHIVE CARI ALL POSTS Not found any post match with your request KEMBALI KE BERANDA Minggu Senin Selasa Rabu Kamis Jum'at Sabtu Sun Mon Tue Wed Thu Fri Sat January February March April May June July August September October November December Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec just now 1 minute ago $$1$$ minutes ago 1 hour ago $$1$$ hours ago Yesterday $$1$$ days ago $$1$$ weeks ago more than 5 weeks ago Followers Follow THIS CONTENT IS PREMIUM Please share to unlock Copy All Code Select All Code All codes were copied to your clipboard Can not copy the codes / texts, please press [CTRL]+[C] (or CMD+C with Mac) to copy